jpnn.com, JAKARTA - Edy Mulyadi akhirnya datang ke Bareskrim Polri memenuhi panggilan untuk diperiksa sebagai terlapor perkara dugaan ujaran kebencian yang disiarkan melalui YouTube.
Pakar Hukum Pidana dan Kriminologi Yenti Garnasih mengatakan pernyataan kontroversial yang diunggah di media sosial tersebut berkaitan dengan Undang- Undang ITE.
BACA JUGA: Edy Mulyadi jadi Tersangka dan Ditahan Polisi, Terancam 10 Tahun Penjara
"UU ITE itu kalau berkaitan dengan perbuatan penghinaan mengadopsi KUHP Pasa 310. Instruksinya kan sengaja menyerang kehormatan nama baik seseorang dengan menuduh suatu hal untuk supaya itu diketahui umum," ujar Yenti saat dihubungi, Senin (31/1).
Dia melanjutkan semua kembali lagi ke penyidik apakah itu pernyataan ketidaksukaan yang menimbulakan kelompok-kelompok tertentu merasa dicemarkan.
BACA JUGA: Soal Rencana Edy Mulyadi Mengadu ke Dewan Pers, Kuasa Hukum Bilang Begini
"Kalau hal tersebut dilihat dari segi perasaan ya jangan dihitung dari yang menyampaikan saja, tetapi korbannya merasa tersakiti atau tidak," ujar Yenti yang juga Pakar Pidana Pencucian Uang.
Melihat reaksi dari orang Kalimantan pada umumnya, Yanti menegaskan mereka memang betul-betul tersinggung.
BACA JUGA: Edy Mulyadi jadi Tersangka, Langsung Ditahan Polisi, Brigjen Ramadhan Bilang Begini
"Tidak bisa juga kemudian bilang di 'Jakarta biasa kalau bilang tempat sepi itu tempat jin buang anak'. Dipakai untuk percakapan sehari-hari bisa," tuturnya.
Yenti juga menyinggung salah satu pernyataan dalam unggahan tersebut yang mengatakan hanya monyet yang mau tinggal di sana (IKN).
"Apa lagi menyinggung hanya monyet yang mau tinggal di sana. Presiden dan jajarannya juga menyampaikan akan duluan berkantor disanakan, dan tentunya mereka bukan Monyet," paparnya.
Yenti mengimbau masyarakat agar berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataan mengenai isu-isu sensitif.
"Intinya hati-hati dalam memberikan penyataan apa lagi dia (Edy Mulyadi) pernah jadi wartawan yang nyatanya PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) mengeluarkan pernyataan jangan bawa-bawa profesi wartawan," ujar Yenti.(mcr18/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur : Friederich
Reporter : Mercurius Thomos Mone