Edy Mulyadi Tetap Lantang Menolak IKN di Kaltim, Alasannya Bukan Jin Buang Anak

Senin, 31 Januari 2022 – 14:18 WIB
Edy Mulyadi datang ke Bareskrim Polri memenuhi panggilan penyidik terkait omongannya soal Kaltim tempat jin buang anak, Senin (31/1). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - YouTuber Edy Mulyadi memenuhi panggilan penyidik Bareskrim Polri untuk diperiksa sebagai terlapor perkara dugaan ujaran kebencian terkait omongannya bahwa lokasi Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur tempat jin buang anak.

Begitu tiba di Gedung Bareskrim, Edy Mulyadi menyatakan dirinya tetap menolak IKN Nusantara di Kalimantan Timur.

BACA JUGA: Hadir di Bareskrim, Edy Mulyadi Minta Maaf, Lalu Sebut Suku Dayak

Alasannya karena biaya pembangunan IKN Nusantara akan bermasalah dan proyek besar tersebut berpotensi mangkrak.

"Kemarin baru baca (berita, red) Bank Dunia menegur Bank Indonesia tidak boleh lagi beli surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah. Itu artinya nanti pembiayaan IKN nanti akan kembali bermasalah dan potensi mangkraknya luar biasa," kata Edy saat tiba Bareskrim Polri di Jakarta, Senin (31/1).

BACA JUGA: Edy Mulyadi Penuhi Panggilan Bareskrim Polri, Dikawal Empat Pengacara, Siapa Saja?

Edy juga berpendapat IKN akan memperparah ekologi di Kalimantan yang sekarang sudah rusak akan bertambah rusak.

Demikian juga dengan konsesi-konsesi tambang yang menurutnya dimiliki para oligarki akan mendapatkan kompensasi dari lahan-lahan yang mereka miliki.

Mereka, lanjut Edy, juga dibebaskan dari kewajiban untuk merehabilitasi lahan-lahan yang dipakai untuk tambang.

"Selama puluhan tahun Kalimantan itu dieksploitasi habis-habisan, sudah berapa miliar ton batu bara diangkut, sudah berapa juta hektare hutan ditebas, diangkut, sudah berapa ribu atau juta lahan-lahan milik adat dirampas, gasnya belum macam-macam nya," cetus Edy.

Dia mengatakan seharusnya dengan sumber daya alam yang luar biasa dimiliki oleh Kalimantan lalu dieksploitasi besar-besaran harusnya lebih mensejahterakan masyarakat Kalimantan.

Namun, menurutnya, faktanya kehidupan masyarakat Kalimantan masih jauh dari kehidupan yang seharusnya didapatkan dari sumber daya alam yang dimilikinya.

"Seharusnya saudara-saudara saya warga masyarakat penduduk Kalimantan jauh lebih sejahtera daripada kami di Jakarta di Pulau Jawa ini," ucapnya.

Dia mengatakan sudah menyampaikan permintaan maaf kepada para sultan yang ada di Kalimantan, termasuk suku-sukunya.

"Musuh saya adalah ketidakadilan, dan siapa pun pelakunya yang hari-hari ini dilakonkan oleh para oligarki melalui tangan-tangan pejabat publik," ujarnya.

Edy Mulyadi menuding dirinya 'dibidik' bukan karena ucapan "jin buang anak", tetapi karena sikap kritisnya.

Selama ini, lanjutnya, dirinya banyak mengkritisi kebijakan pemerintah, seperti RUU Omnibuslaw, RUU Minerba, revisi KPK.

"Itu saya kritisi semua dan itu jadi bahan incaran karena podcast-podcast saya sebagai orang FNN itu dianggap mengganggu kepentingan para oligarki," klaim Edy.

Edy memenuhi panggilan yang kedua dari penyidik Bareskrim Polri untuk diperiksa sebagai saksi.

Edy Mulyadi datang didampingi tim kuasa hukumnya. Dia juga membawa serta pakaian ganti dan alat mandi.

Sebelum masuk ke ruang periksa, Edy menyampaikan permintaan maafnya melalui awak media yang ada di Bareskrim Polri.

"Saya kembali minta maaf, saya tidak mau bilang itu ungkapan atau bukan, saya kembali minta maaf sedalam-dalamnya sebesar-besarnya," kata Edy Mulyadi. (antara/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler