jpnn.com - BISPHENOL A (BPA) dihujani kritik selama bertahun-tahun. Zat ini adalah zat kimia dasar yang digunakan dalam banyak produk sehari-hari seperti CD, kertas termal untuk bon, ponsel, helm sepeda motor dan botol plastik. Namun sejumlah studi menunjukkan adanya kaitan antara BPA dengan beragam penyakit dan cacat tubuh.
BPA dikembangkan tahun 1930-an, saat para peneliti mencari materi sintetis yang dapat menyerupai sifat hormon seksual perempuan, estrogen. Meski tak lama setelah itu terlihat bahwa efek estrogenik pada BPA tergolong lemah, tapi untuk aplikasi terapeutik dan obat-obatan lainnya terbukti lebih cocok.
BACA JUGA: Penyebaran AIDS di Indonesia Tercepat di Dunia, Penderita Urutan Ke-3
Bisphenol A atau BPA juga dikaitkan dengan kanker payudara dan prostat, kematangan seksual dini pada anak perempuan muda, ADHD, masalah sistem kekebalan tubuh dan peningkatan obesitas dan diabetes tipe 2. Nah sekarang ada satu lagi bahaya BPA yakni menurunkan jumlah sperma dan meningkatkan infertilitas laki-laki.
Sebuah studi terbaru oleh ahli genetika di Washington State University mengungkapkan bahwa paparan singkat BPA pada awal kehidupan dapat mengubah sel-sel induk yang bertanggung jawab untuk memproduksi sperma di kemudian hari.
BACA JUGA: Manfaat Minum Jus Lemon Hangat di Pagi Hari
"Efek negatif bahan kimia estrogenik pada laki-laki dapat memengaruhi perkembangan otak, saluran reproduksi dan testis. Perubahan ketiga hal ini memiliki potensi untuk menginduksi dampak reproduksi utama," kata peneliti Patricia Hunt, Ph.D, seperti dilansir laman Care2, Selasa (3/3).
Sementara itu, dampak dari paparan BPA sudah terlihat. Di Denmark lebih dari 40 persen pria muda memiliki masalah sperma yang berhubungan dengan infertilitas atau penurunan kesuburan.
BACA JUGA: Tetap Bisa Menyusui saat Sedang Memanjakan Diri
Penelitian terus dilakukan untuk lebih melihat secara mendalam dampak BPA pada jumlah sperma. Namun yang pasti, masuk akal untuk mempertimbangkan prinsip kehati-hatian dan menghindari BPA bila memungkinkan. Berikut adalah beberapa cara untuk melakukannya:
1. Ganti botol air plastik dengan botol yang terbuat dari stainless steel, aluminium atau kaca. BPA telah lama digunakan dalam plastik yang digunakan untuk membuat botol air. Sangat mudah untuk memilih stainless steel, aluminium atau kaca sebagai gantinya
2. Beli soda dan bir dalam botol kaca atau kaleng.
3. Kebanyakan makanan kaleng juga mengandung BPA. Jika Anda ingin membeli makanan siap saji, sebaiknya Anda membeli makanan dalam bentuk kemasan kering atau makanan beku.(fny/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Masih Malas Sikat Gigi? Ini Bahayanya
Redaktur : Tim Redaksi