jpnn.com - Sejumlah negara telah menunda atau memberikan hanya satu dosis vaksin COVID-19 berbasis teknologi mRNA pada remaja, menyusul laporan adanya kemungkinan efek samping berupa gangguan kardiovaskular.
Regulator obat Eropa pada Juli mengatakan telah menemukan kaitan yang mungkin antara kondisi peradangan jantung yang sangat langka dan vaksin COVID-19 buatan Pfizer/BioNTech dan Moderna.
BACA JUGA: Hasil Riset: Efek Negatif Vaksin Moderna Bagi Pria di Bawah 30 Tahun
Namun, regulator Eropa dan AS serta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan manfaat vaksin mRNA dalam mencegah COVID-19 tetap melebihi risiko efek samping langka tersebut.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang diambil sejumlah negara:
BACA JUGA: Mulai Suntikkan Booster, Amerika Tak Gunakan Vaksin Moderna
1. Kanada
Badan Kesehatan Masyarakat Kanada mengatakan data menunjukkan bahwa jumlah kasus langka peradangan jantung yang dilaporkan setelah suntikan vaksin Moderna lebih tinggi daripada vaksin Pfizer/BioNTech.
BACA JUGA: Hasil Penelitian tentang Vaksin Pfizer: Sedikit Mengecewakan, Banyak yang Melegakan
2. Swedia
Swedia menghentikan sementara penggunaan vaksin Moderna pada kelompok usia muda berdasarkan data penelitian di kawasan Nordik yang hasilnya belum dipublikasikan.
Badan kesehatan Swedia mengatakan akan menangguhkan suntikan vaksin itu pada warga kelahiran 1991 dan setelahnya karena data menunjukkan peningkatan kasus miokarditis dan perikarditis di kalangan remaja dan dewasa muda yang telah divaksin.
3. Denmark
Badan Kesehatan Denmark mengatakan pada Jumat pihaknya tetap menawarkan vaksin Moderna pada penduduk berusia di bawah 18 tahun.
Mereka mengatakan pernyataan pada Rabu yang menyebut adanya penundaan vaksinasi merupakan miskomunikasi.
4. Finlandia
Finlandia menghentikan sementara penggunaan vaksin Moderna di kelompok usia muda dan akan memberikan vaksin Pfizer pada penduduk laki-laki kelahiran 1991 dan setelahnya.
Mereka juga menawarkan suntikan Pfizer pada warga berusia 12 tahun ke atas.
5. Norwegia
Norwegia memberikan satu dosis vaksin Pfizer/BioNTech pada anak-anak usia 12-15 tahun.
6. Inggris
Inggris sudah mulai menawarkan satu dosis pertama vaksin Pfizer/BioNTech pada anak-anak usia 12-15 tahun.
Vaksin kedua tidak akan diberikan kepada kelompok usia itu hingga musim semi saat lebih banyak data diperoleh dari seluruh dunia.
Redaktur & Reporter : Adil