Hasil Penelitian tentang Vaksin Pfizer: Sedikit Mengecewakan, Banyak yang Melegakan

Selasa, 05 Oktober 2021 – 18:57 WIB
Vaksin COVID-19 bikinan Pfizer. Foto: Reuters

jpnn.com, CHICAGO - Orang yang sudah sudah atau berencana mendapat suntikan vaksin Pfizer mungkin akan sedikit kecewa mengetahui efektivitas vaksin tersebut turun drastis dalam waktu enam bulan. Namun, bukan berarti vaksin yang diproduksi di Amerika Serikat tidak berguna dalam melawan COVID-19

Hasil penelitian terbaru menunjukkan, efektivitas vaksin Pfizer Inc /BioNTech SE dalam mencegah infeksi virus corona turun menjadi 47 persen dari 88 persen dalam enam bulan setelah pemberian suntikan dosis kedua.

BACA JUGA: Informasi Lengkap Layanan Vaksinasi dengan Vaksin Pfizer di Jakarta

Sejumlah badan Kesehatan Amerika Serikat mempertimbangkan data tersebut saat memutuskan untuk menyuntikkan vaksin penguat (booster) atau vaksin dosis ketiga.

Data hasil studi mengenai penurunan kemanjuran vaksin Pfizer Inc/BioNTech itu, yang disampaikan dalam jurnal medis yang diterbitkan Lancet, sudah dirilis pada Agustus namun belum ditinjau rekan sejawat (peer review).

BACA JUGA: Bea Cukai Soekarno-Hatta Kembali Fasilitasi Kedatangan Vaksin Pfizer

Hasil analisis data itu menunjukkan bahwa vaksin Pfizer/BioNTech masih sangat efektif (90 persen) dalam mencegah kasus gejala berat yang mengharuskan pasien COVID-19 mendapat perawatan di rumah sakit dan kasus kematian setidaknya selama enam bulan. Bahkan, vaksin tersebut juga masih manjur dalam melawan varian Delta yang lebih menular.

“Analisis varian spesifik kami dengan jelas menunjukkan bahwa vaksin (Pfizer/BioNTech) efektif melawan semua varian yang menjadi perhatian saat ini, termasuk Delta,” kata Luis Jodar, wakil presiden senior dan kepala penasehat medis di vaksin Pfizer.

BACA JUGA: LRT City Jatibening Gelar Vaksinasi COVID-19 Pfizer

Keterbatasan dari penelitian itu adalah kurangnya data tentang kepatuhan terhadap pedoman penggunaan masker dan jenis pekerjaan yang dimiliki orang-orang dalam populasi penelitian, yang dapat memengaruhi frekuensi tes COVID-19 dan kemungkinan terpapar virus corona.

Efektivitas vaksin Pfizer melawan varian Delta adalah 93 persen setelah satu bulan pemberian dosis kedua. Setelah empat bulan pemberian dosis kedua, efektivitas vaksin Pfizer melawan varian Delta menurun menjadi 53 persen, menurut penelitian.

Terhadap varian COVID-19 lainnya, efektivitas vaksin Pfizer melawan virus corona menurun menjadi 67 persen dari 97 persen.

"Bagi kami, itu menunjukkan bahwa Delta bukanlah varian COVID-19 yang sepenuhnya menghindari perlindungan vaksin," kata Sara Tartof pemimpin studi dari Departemen Riset & Evaluasi Kaiser Permanente.

"Jika Delta merupakan varian yang sepenuhnya kebal vaksin, kita mungkin tidak akan melihat tingkat perlindungan yang tinggi setelah vaksinasi, karena vaksinasi tidak akan berhasil dalam kasus itu. Efektivitas vaksin akan rendah dan tetap rendah," ujarnya.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat mengizinkan penggunaan vaksin dosis ketiga untuk lansia dan orang-orang yang memiliki risiko tinggi terkena COVID-19.

Para ilmuwan telah meminta lebih banyak data untuk mengetahui apakah vaksin dosis ketiga harus direkomendasikan untuk semua.

 

Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler