Efektivitas Fogging Mengatasi Demam Berdarah?

Senin, 04 Maret 2019 – 14:10 WIB
Fogging cegah demam berdarah. Foto: JPG/Pojokpitu

jpnn.com - Demam Berdarah Dengue atau DBD merupakan salah satu jenis penyakit yang kerap terjadi saat musim hujan akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti.

Biasanya, salah satu upaya yang dilakukan untuk mencegah penyebarannya adalah dengan penyemprotan atau fogging.

BACA JUGA: Berantas Nyamuk Penyebab DBD dengan 3M Plus

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sendiri telah menyatakan seluruh wilayah DKI Jakarta ke dalam kategori waspada DBD pada Februari dan Maret 2019.

Oleh sebab itu, Pemprov DKI telah melakukan beberapa tindakan untuk menanggulangi kondisi tersebut, salah satunya dengan melakukan fogging. Tapi, sejauh manakah upaya ini bisa menanggulangi bahaya demam berdarah?

BACA JUGA: Bupati Langsung Datang Santuni Keluarga Petugas Fogging yang Tewas

Efektivitas fogging untuk mengatasi demam berdarah

Fogging atau pengasapan dilakukan sebagai salah metode pengendalian faktor penyebab penyakit DBD, yaitu nyamuk Aedes aegypti. 

BACA JUGA: Petugas Fogging Tewas Saat Menjalankan Tugas Basmi Nyamuk Demam Berdarah

Biasanya kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan mesin yang dapat mengeluarkan asap berisi insektisida.

Insektisida inilah yang kemudian akan bekerja membunuh nyamuk dewasa penyebab menyebarnya penyakit DBD.

Biasanya, insektisida yang digunakan ada beberapa jenis, meliputi malathion, cypermetrin, alfacypermetrin, pirimiphos-methyl, temephos, dan pyriproxyfen.

Perlu Anda ketahui bahwa fogging dipercaya efektif sebagai upaya penanggulangan saat terjadi kasus kejadian luar biasa (KLB) atau wabah penyakit DBD di suatu daerah, yakni ketika populasi nyamuk dewasa sedang tinggi. Fogging dengan cepat menurunkan populasi nyamuk.

Meski demikian, untuk memenuhi target, fogging harus dilakukan sesuai aturan. Bahkan, di Jakarta sudah ada aturannya dalam Perda nomor 6/2007 tentang Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Fogging hanya dapat dilakukan setelah adanya koordinasi dengan pihak kelurahan, kecamatan, hingga puskesmas.

Dan agar aman, sebaiknya kegiatan ini dilakukan saat nyamuk Aedes aegypti beraktivitas, yaitu sekitar pukul 08.00-11.00 WIB dan pukul 14.00-17.00 WIB.

Biasanya, fogging dilakukan mencakup area yang berjarak radius 200 meter dari lokasi yang terindikasi terdapat wabah. Selain itu, kegiatan ini juga baru dapat dilakukan setelah datang laporan kasus penderita DBD di suatu daerah.

Sayangnya, pemberantasan nyamuk dewasa yang dilakukan lewat fogging ini tidak cukup efektif dilakukan sebagai upaya pencegahan DBD secara keseluruhan. Karena nyamuk tetap menyisakan telur dan jentik atau larva.

Selain itu, fogging juga tidak dianjurkan untuk dilakukan secara rutin karena dapat menyebabkan nyamuk menjadi resisten terhadap insektisida, sehingga pengasapan yang dilakukan akhirnya sia-sia.

Belum lagi, aktivitas ini juga dapat mencemari lingkungan. Oleh karena itu, fogging harus disertai dengan upaya pencegahan penyakit DBD lainnya agar rantai penyebaran demam berdarah benar-benar terhenti. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan aktivitas 3M Plus.(klikdokter)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cairan Alami yang Baik untuk Pasien Demam Berdarah


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler