Effendi Simbolon: Pak Jokowi sudah Berhasil

Jumat, 20 Oktober 2017 – 20:11 WIB
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan (kedua kanan) bersama Wakil Ketua DPR Fadli Zon, Anggota FPDIP DPR Effendi Simbolon dan Andreas Hugo Pareira di Media Center DPR, Jumat (20/10). Dok. Ist.

jpnn.com, JAKARTA - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Effendi Simbolon menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah berhasil melakukan pembangunan di tiga tahun pertama sebagai pemimpin pemerintahan.

“Jujur, saya lihat dengan kapasitasnya Pak Jokowi sudah cukup berhasil, ya. Memangnya mau ekspekstasi apa lagi?” kata Effendi dalam diskusi “Tiga Tahun Pemerintahan Jokowi-JK” di gedung DPR, Jakarta, Jumat (20/10).

BACA JUGA: Jokowi Suka One Man Show, Parpol Koalisi Seperti Raja Kecil

Memang, Effendi mengaku melihat secara objektif apa yang sudah dilakukan Jokowi sekarang berbeda dengan setahun dua tahun pertama memerintah. Menurut Effendi, setahun dua tahun pertama memang dia gencar mengkritik Jokowi.

Dia mengkritik karena rencana jangka panjang menengah (RPJM) Jokowi tidak sesuai dengan yang diharapkan.

BACA JUGA: Effendi Simbolon Yakin 2 Tol Baru Pacu Ekonomi Sumut

“Saya kritisi kok tidak sesuai. Tapi, saya mengkritisi sebagai kawan, bukan lawan. Kalau terjadi itu kuasanya di beliau yang diberi mandat rakyat,” ujarnya.

Dia menjelaskan, pemerintah sekarang ini asupan anggarannya sudah cukup besar. Anggaran pendapatan belanja negara (APBN) sudah lebih di atas Rp 2000 triliun. Meskipun penyerapan anggaran masih sekitar 90 persen.

BACA JUGA: Demi Effendi Simbolon, Syamsul Arifin Siapkan Pendukung

“Tinggal output-nya kenapa tidak sesuai harapan. Saya tidak menyalahkan penyebabnya tunggal (ke Jokowi), tapi ada faktor dari birokrat yang tidak memerankan dengan baik asupan yang besar itu,” katanya.

Menurut dia, model sistem pemerintah pusat dan otonomi daerah perlu dievaluasi. Sebab, kata dia, betul kebijakan yang dibuat pemerintah pusat sudah ditindaklanjuti kabupaten/kota.

“Belum tentu. Kadang 550 kabupaten kota punya gaya sendiri juga. Kadang mereka “buat negara sendiri” juga,” ujarnya.

Menurut dia, seperti ada jeda antara bupati dan presiden. Misalnya, ketika ingin melaksanakan pembangunan, bupati beralasan menunggu karena itu terkait kebijakan anggaran pusat.

“Rakyat tidak mengerti itu. Rakyat tahunya bahwa NKRI satu. Seringkali ini jadi dikotomi yang akhirnya menghambat pelaksanaan pembangunan,” katanya.

Karena itu, Effendi mengatakan, secara objektif dia terus menerus mengkritik Jokowi secara langsung.

“Tapi, kemudian saya melihat beliau sudah terpilih kenapa tertatih-tatih, susah. Makanya saya lihat tiga tahun Pak Jokowi berdasarkan RPJM yang dia tawarkan, sudah berhasil,” ujarnya. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kaum Muda Ingin Sumut Dipimpin Orang Berkarakter


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler