jpnn.com, JAKARTA - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Effendi Simbolon memuji terciptanya stabilitas di periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo alias Jokowi.
"Yang saya puji di kabinet sekarang ini atau pemerintahan kedua Jokowi adalah terciptanya stabilitas politik. Itu penting," kata Effendi dalam diskusi 100 Hari Kabinet Jokowi - Ma'ruf, di Jakarta, Sabtu (8/2).
BACA JUGA: Effendi Simbolon Sebut Peran Menko Tidak Efektif, Enggak Penting
Effendi mengatakan bahwa terciptanya stabilitas politik ini menjadi bagian pekerjaan yang dilakukan Jokowi dengan merajut silaturahmi di antara kekuatan politik yang selama ini berkonstelasi. "Itu menjadi modal utama selain legalitas beliau yang 50 persen lebih atau ekuivalen 80 juta pemilih," ujar anggota Komisi I DPR itu.
Effendi menambahkan yang menjadi pertanyaannya sekarang apakah modal-modal yang dimiliki itu sudah dimanfaatkan secara optimal dan maksimal. Menurut Effendi, hal ini tentu berpulang lagi pada susunan Kabinet Indonesia Maju di pemerintahan Jokowi - KH Ma'ruf Amin.
BACA JUGA: Effendi Simbolon Soroti Kinerja 4 Menteri, Salah Satunya Sri Mulyani
"Kami lihat susunan kabinetnya kan tidak the dream team juga. Ada tangan-tangan yang tidak ada urusannya, tetapi posisinya di situ," ujar Effendi.
Nah, Effendi bilang hal inilah yang sebenarnya membuat pertanyaaan kenapa Jokowi mengambil risiko dengan masih menoleransi hal ini di last lap pemerintahannya, dan saat akan meninggalkan warisan kepada pemimpin berikutnya.
BACA JUGA: Effendi Simbolon Tanya Kabar Pencekalan Habib Rizieq ke Menlu Retno Marsudi
"Ini poin dalam rangka memberikan koreksi untuk perbaikan semua. Perbaikan itu bukan hanya untuk kabinet Jokowi. Baik buruknya kabinet Jokowi itu kan berdampak baik buruknya kepada kita (rakyat)," katanya.
Ia menambahkan rakyat sebagai pemegang mandat kedaulatan tentu berhak, karena presiden dipilih langsung rakyat, maka masyarakat berhak memberikan kedaulatan, assesmen dan lainnya. "Jadi, saya tidak menggunakan parameer 100 hari, karena ini sudah lima tahun," ujar Effendi. (boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy