jpnn.com, CIREBON - Platform akuakultur, eFishery menggandeng lebih dari 20 pembudidaya ikan asal Cirebon untuk masuk ke dalam ekosistem akuakultur, yang telah dibangun selama delapan tahun.
Inovasi yang ditawarkan eFishery menjadikan usaha budidaya mereka semakin berkembang.
BACA JUGA: Bibi Ardiansyah Sempat Bicara Soal Kematian, Vanessa Angel Protes Begini
Salah satu contohnya adalah Jimat Ali Santoso, pembudidaya milenial asal Cirebon yang tergabung dalam kelompok pembudidaya Balong Sewu.
Pembudidaya ikan lele ini mengatakan bahwa ia sudah menggunakan teknologi eFishery selama lebih dari satu tahun.
BACA JUGA: Regulasi Dinilai Tidak Adil, Sektor IHT Nasional Makin Terpuruk
“Saya sudah mengerjakan lahan ini sejak 2019. Saya pertama mengenal eFishery tahun lalu, kemudian saya mulai mencoba menggunakan eFisheryFeeder,” ujar Jimat di Cirebon, Rabu (3/11).
Jimat menambahkan sejak menggunakan teknologi eFisheryFeeder, produktivitas kolamnya meningkat.
BACA JUGA: Kompak Pakai Baju Serbahitam, Bibi Ardiansyah Tersenyum Usai Sorot Vanessa Angel
Setelah satu tahun ini bekerja dengan teknologi eFisheryFeeder, hasil panen yang tadinya hanya berkisar 800 kg per kolam, sekarang meningkat menjadi 2-2,5 ton per bulan.
Selain Jimat, ada lebih dari 3 juta pembudidaya ikan tersebar di seluruh Indonesia. Melihat potensi yang cukup besar ini, eFishery secara konsisten melahirkan berbagai terobosan yang mampu mengakselerasi pertumbuhan industri akuakultur, contohnya dengan menciptakan aplikasi eFisheryKu.
Platform ini dirancang khusus untuk mempermudah aktivitas budidaya ikan, mulai dari awal hingga akhir proses budidaya.
Aplikasi ini menyediakan berbagai kebutuhan para pembudidaya, mulai dari akses terhadap pembelian pakan, penjualan ikan, hingga pengajuan permodalan.
"Selain teknologi eFisheryFeeder, sekarang saya juga menggunakan layanan Kabayan (Kasih, Bayar Nanti). Jadi saya bisa beli pakan sekarang dan bayarnya nanti setelah saya panen. Prosesnya mudah dan praktis, hanya melalui aplikasi eFisheryKu,” jelasnya.
Diakui oleh Jimat, awal mula membentuk bisnis budidaya ikan lele ini, dia memiliki kesulitan modal dan juga kekurangan pakan, sehingga hasil dari budidaya yang dilakukannya, tidak maksimal.
Namun setelah bekerjasama dengan eFishery, Jimat menuturkan pertumbuhan usaha budidaya ikan yang dimilikinya cukup berkembang pesat dan perekonomian keluarganya menjadi lebih baik.
“Alhamdulillah, sekarang saya bisa memperluas lahan bisnis budidaya ikan lele saya hingga memiliki 7 kolam,” seru Jimat.
Sementara, Chrisna Aditya Co-Founder dan Chief of Staff eFishery mengatakan misi besar perusahaan adalah untuk memberi makan dunia melalui akuakultur, menjadikan akuakultur sebagai sumber protein hewani terbesar.
"Mimpi besar kami untuk menjaga kualitas pangan dan mengurangi kelaparan tentunya hanya dapat kami realisasikan jika kami tumbuh bersama dengan para pembudidaya," tutur Chrisna.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy