Ekonom: Era Jokowi, Industri Syariah Berkembang Pesat

Rabu, 07 Maret 2018 – 17:06 WIB
Syakir Sula (tengah). Foto: Mesya Mohamad/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Industri Syariah dalam lima tahun belakang ini terus tumbuh. Namun, menurut Ekonom Syariah Muhamad Syakir Sula, ada kendala utama yang dihadapi industri asuransi syariah yakni permodalan dan sumber daya manusianya.

"Potensi industri syariah di Indonesia sangat besar tapi banyak yang terbentur di modal usaha. Selain itu banyak SDM yang belum memahami sistem syariah," ujar Syakir Sula dalam diskusi "Syariah untuk Semua" di Resto Seribu Rasa, Jakarta, Rabu (7/3).

BACA JUGA: BEI Siapkan Bursa Syariah di Surabaya

Dia menyebutkan, pada era Presiden Joko Widodo, dukungan dari pemerintah cukup besar. Salah satunya dengan lahirnya Komite Nasional Keuangan Syariah ( KNKS) dengan ketuanya presiden langsung.

"Ini era baru, dengan dukungan dari pemerintah saya yakin industri ini akan tumbuh. Ini peluang besar untuk asuransi syariah" ujar Syakir Sula.

Dia menyampaikan saat ini Prudential menjadi salah satu top brand dalam industri asuransi syariah di Indonesia, jauh meningkat dibanding perintis industri syariah lainnya

"Beberapa tahun lalu, asuransi syariah belum diminati, penetrasi rendah. Tapi begitu Prudential masuk dalam industri asuransi syariah ini pertumbuhannya signifikan sampai 100 persen lebih" ungkapnya.

Walau begitu menurut, Syakir Sula pertumbuhan asuransi syariah masih belum menyamai asuransi konvensional. Dalah satu kendala asuransi syariah adalah adanya anggapan bahwa asuransi itu haram.

"Konsep asuransi syariah adalah bisnis, tolong menolong dan berbagi kebaikan. Banyak fatwa ulama terdahulu yang bisa menjadi referensi membolehkan asuransi syariah. Malaysia termasuk negara yang pertumbuhan Asuransi Syariahnya bisa kita contoh" ucap Syakir Sula.

Lebih lanjut dikatakan, perlu ada sinergi antara industri dan stakeholders dalam meningkatkan sosialisasi mengenai prospek bisnis industri asuransi jiwa syariah di Indonesia.

Kerja sama antara pelaku industri dan regulator secara berkala dalam mensosialisasikan produk asuransi syariah akan menciptakan sinergitas dan peluang besar di industri ini untuk berkembang.

Para pelaku industri juga lebih dituntut untuk meningkatkan inovasi produk asuransi jiwa syariah dengan jalur distribusi alternatif yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.

Menurut dia masyarakat juga perlu menyadari bahwa produk asuransi syariah terbukti bertahan dalam melewati gejolak pasar yang cukup dinamis

"Selama ini, produk asuransi jiwa syariah juga tetap memberikan return yang tinggi di tengah perlambatan ekonomi," ucap Syakir.

Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sampai akhir 2017 aset dari industri perasuransian syariah mencapai Rp 40,52 triliun. Jumlah ini mengalami kenaikan 21,9% dari posisi pada akhir tahun sebelumnya yang sebesar Rp 33,24 triliun. (esy/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler