Ekonom Ingatkan Pemerintah soal Risiko Kenaikan Tarif Listrik, Awas Lho!

Kamis, 12 Mei 2022 – 06:09 WIB
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Rizal Taufikurahman mengingatkan pemerintah soal risiko dari rencana menaikkanTDL listrik. Ilustrasi/Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Rizal Taufikurahman mengingatkan pemerintah soal risiko dari rencana menaikkan tarif dasar listrik (TDL).

Menurut Rizal, rencana itu sangat berpotensi mempengaruhi pemulihan dan pertumbuhan ekonomi.

BACA JUGA: Pemerintah Beberkan Tarif Listrik di Indonesia

“Kebijakan penyesuaian TDL ini pemerintah mesti berpikir ulang dan menghitung ulang serta memilih dan memilah apa kah sudah tepat,” katanya dalam diskusi daring di Jakarta, Rabu.

Mengutip outlook 2021, Rizal menuturkan pemerintah juga telah mengurangi jatah subsidi listrik dari Rp 61,5 triliun menjadi Rp56,5 triliun dalam RAPBN 2022.

BACA JUGA: Harga BBM Berpotensi Naik, TDL Juga, Begini Penjelasannya

Padahal, kata dia, berdasarkan pengalaman kenaikan tarif listrik pada 2013 juga membuktikan bahwa kebijakan tersebut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

"Kenaikan TDL akan mempengaruhi konsumsi rumah tangga yang merupakan kontributor utama dalam pertumbuhan ekonomi yaitu lebih dari 60 persen," tuturnya.

Rizal menyebut pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan I tahun ini pun belum mencapai lima persen, padahal dibutuhkan pertumbuhan di atas 5 persen untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen.

Oleh sebab itu, Rizal mengestimasikan penerapan tarif adjustment pelanggan nonsubsidi akan mempengaruhi konsumsi rumah tangga sebesar minus 0,2 persen dan terhadap PDB sebesar 0,11 persen.

“Ini akan sangat signifikan dalam pencapaian target asumsi makro. Dampak perubahan TDL terjadi fluktuasi. Perubahan tarif di 2013 pun justru menurunkan konsumsi dan ini sudah terjadi,” jelas Rizal. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler