jpnn.com - JAKARTA – Mayoritas ekonom memproyeksikan pertumbuhan ekonomi berada pada kisaran 4,9 persen hingga lima persen.
Padahal, pemerintah cukup optimistis perekonomian tumbuh lebih dari 5 persen pada kuartal III 2016 seiring peningkatan realisasi investasi.
BACA JUGA: 2017, ASDP Bakal Buka 13 Rute Baru
Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memprediksi pertumbuhan ekonomi hanya 4,9 persen atau lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan kedua yang sebesar 5,18 persen.
Alasannya, pertumbuhan tinggi pada kuartal kedua dipengaruhi momen puasa dan Lebaran yang memicu konsumsi.
BACA JUGA: Harga Cabai Merah Makin Pedas, Sekilo Rp 100 Ribu
Sementara itu, pada kuartal ketiga, pertumbuhan kredit menurun dan pemerintah melakukan pemangkasan anggaran.
David mengakui perdagangan luar negeri tumbuh dan harga komoditas membaik. Namun, volumenya belum besar.
BACA JUGA: Wisatawan Melonjak, Hotel Bintang Lima Prospektif
Perekonomian masih mengandalkan konsumsi rumah tangga.
Ekonom Mandiri Sekuritas Leo Putera Rinaldy juga pesimistis pertumbuhan ekonomi kuartal III mampu menembus lima persen.
Pertumbuhan pada kuartal ketiga diprediksi hanya 4,9 persen karena selesainya momen Lebaran dan musim panen.
”Pertumbuhan kredit juga melunak dari 8,9 persen pada Juni menjadi 6,8 persen year-on-year (yoy, Red) pada 16 Agustus,” jelasnya.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede optimistis ekonomi triwulan III mencapai 5,07 persen.
Investasi dan konsumsi rumah tangga menjadi penopang utama.
Konsumsi rumah tangga diperkirakan tumbuh lima persen yoy seiring dengan masih terjaganya daya beli masyarakat yang sejalan dengan tren penurunan inflasi.
Hal tersebut didukung penjualan ritel yang tumbuh positif serta perbaikan pertumbuhan penjualan otomotif.
Faktor lainnya adalah pertumbuhan investasi 5,75 persen yoy seiring dengan berbagai sentimen positif pendorong inflow di pasar keuangan.
Selain itu, penjualan semen tumbuh 2,5 persen.
”Secara full year, pertumbuhan ekonomi diperkirakan pada kisaran 5,0 persen year-on-year,” katanya.
Sebelumnya, Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi pada Juli–September sekitar lima persen atau lebih rendah dari 5,18 persen pada periode April–Juni. (ken/dee/c5/noe/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Target Bea Cukai Sulit Terpenuhi
Redaktur : Tim Redaksi