Ekonomi Afghanistan Hancur-Hancuran, Taliban Ogah Disalahkan

Senin, 10 Juli 2023 – 18:13 WIB
Pemandu acara Frankly Speaking di Arab News Katie Jensen mewawancarai juru bicara Taliban Suhail Shaheen. Foto: Arab News

jpnn.com, DUBAI - Kelompok Taliban yang sudah hampir dua tahun berkuasa di Afghanistan terus menghadapi persoalan ekonomi.

Pemimpin senior Taliban Suhail Shaheen menyebut kesulitan ekonomi itu disebabkan sanksi dan minimnya pengakuan dari komunitas global.

BACA JUGA: Taliban Larang Salon Kecantikan setelah Hampir 2 Tahun Kuasai Afghanistan

Berbicara kepada jurnalis Katie Jensen yang memancu acara 'Frankly Speaking' di Arab News, Suhail mengatakan Taliban ketika mengambil alih kekuasaan di Kabul pada Agustus 2021 langsung mewarisi ekonomi yang buruk dan kemiskinan ekstrem.

“Kemiskinan yang kami alami hari ini diwariskan dari masa lalu, dari rezim selama 20 tahun terakhir dengan kehadiran pasukan asing di Afghanistan,” ujar Suhail.

BACA JUGA: Hak Perempuan Masih Terpinggirkan, Taliban Jangan Berharap Dapat Pengakuan

Meski ada klaim soal keberadaan ‘kekuatan pendudukan’ itu menghabiskan biaya miliaran dolar, kata Suhail, faktanya uang  tersebut mengalir ke kantong pribadi para panglima perang.

“Rakyat jelata terus hidup di bawah garis kemiskinan,” tutur juru bicara Taliban itu.

BACA JUGA: ISIS Makin Kuat Sejak Taliban Berkuasa di Afghanistan

Situasi ekonomi Afghanistan pun makin buruk setelah Taliban berkuasa. Penyebabnya ialah banyak negara yang mejatuhkan sanksi ekonomi kepada negeri sarat konflik itu.

Oleh karena itu, Taliban tidak mau disalahkan atas ekonomi yang memburuk tersebut. Sebaliknya, Taliban menyalahkan Barat atas kondisi Afghanistan saat ini.

“… mereka yang menjatuhkan sanksi dan mendukung para panglima perang.”

Walakin, Suhail mengeklaim rezim Taliban tetap memiliki program pembangunan, termasuk infrastruktur.

“Kami sedang bekerja untuk mengatasi masalah ini dan ada beberapa proyek besar, seperti pembangunan jalan yang menghasilkan pendapatan internal,” ucapnya.

Selain itu, Taliban juga menyatakan ingin hidup damai dengan negara-negara tetangganya.

Menurut Suhail, pemerintahan negerinya saat ini adalah rezim yang yang mencintai kebebasan dan perdamaian.

“Kami adalah orang-orang yang mencintai kebebasan. Kami menginginkan hidup berdampingan secara damai dan hubungannya tidak hanya dengan tetangga, tetepi juga dengan seluruh dunia,” ucapnya.(ArabNews/JPNN.com)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hampir Semua Warga Afghanistan Bakal Jatuh Miskin, Perempuan Paling Menderita


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler