Ekonomi Digital Meningkat, 5 Tren Utama Ini Diprediksi Bakal Melesat di 2022

Rabu, 19 Januari 2022 – 16:32 WIB
Dentsu Indonesia memprediksi 5 tren utama yang melesat di era ekonomi digital. Foto: dok. Dentsu

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi memprediksi ekonomi digital di tanah air akan tumbuh hingga delapan kali lipat pada 2030, dari Rp 632 triliun menjadi Rp 4.531 triliun.

Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia juga diprediksi akan mencapai lebih dari 55 persen dari PDB negara-negara ASEAN pada 2030.

BACA JUGA: Potensi Business Super-ecosystem Perkuat Ekonomi Digital UMKM

Hal ini makin memperkuat fakta bahwa Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan tercepat dan pasar ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara, menurut Bank Dunia.

Menanggapi peningkatan ekonomi digital, dentsu Indonesia mengungkapkan komitmennya untuk Scaling New Heights (meningkatkan skala baru) pada 2022 dan seterusnya untuk mendukung prioritas bangsa.

BACA JUGA: Pemanfaatan Sektor Digital Perlu Dioptimalkan Bantu Pemulihan Ekonomi

"Kami memiliki fondasi dan kesadaran digital yang kuat dan akan terus kami perkuat sehingga dapat meningkatkan serta membantu Indonesia mencapai ketinggian baru," kata Prakash Kamdar, CEO of dentsu Indonesia dan Singapura, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (19/1).

Kamdar mengatakan dentsu akan terus meningkatkan kapabilitas creative, media, and customer experience management (CXM) dan meluncurkan solusi inovatif baik untuk incumbent maupun start-up, dengan semangat 'Gotong Royong'.

BACA JUGA: Menko Airlangga Ingin Indonesia Jadi Pemain Global Ekonomi Digital

Dia menambahkan bahwa dentsu Indonesia melihat ada lima tren utama yang meningkat pada 2022:

Pertama, dunia yang makin banyak data, didorong oleh algoritme, dan lebih terhubung untuk mendorong pengalaman konsumen yang lebih dipersonalisasi dan menarik namun, tetap diimbangi dengan kebutuhan privasi data pribadi.

"Kedua, perubahan gaya hidup terkait pandemi terus berlanjut, terutama eCommerce, Live Commerce, Gaming, dan eHealth," tutur Kamdar.

Ketiga, metaverse berakselerasi dan Web 3.0 kemungkinan akan mengikuti, ini berupa taruhan besar Big Tech pada Metaverse.

Keempat, Profit in Purpose - perusahaan tidak akan merasakan keuntungan jika ia mendorong pertumbuhan dan konsumsi yang sembrono dengan mengorbankan manusia dan planet.

Kelima, permintaan yang meningkat untuk pengalaman fisik akan meledak dengan orang-orang yang sebagian besar terkurung di rumah selama 2020 dan 2021.

"Oleh karena itu,  bangkit kembali secara besar-besaran di sektor perjalanan dan perhotelan," beber Kamdar. (jlo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler