JAKARTA - Upaya pemerintah mendorong pertumbuhan ekonomi dan investasi di kawasan Indonesia timur beberapa tahun belakangan ini sepertinya mulai membuahkan hasil. Lancarnya transportasi, distribusi dan komunikasi telah mendongkrak populasi kelompok masyarakat menengah di kawasan Indonesia bagian timur.
"Indikasinya adalah lonjakan penumpang pesawat udara dan penjualan gadget itu. Sektor perdagangan, hotel dan restoran juga terlihat semakin menggeliat sejalan dengan pendapatan masyarakat yang cukup tinggi dan masuk ke dalam kelas menengah," ujar pengamat ekonomi Indef (Institute for Development of Economics and Finance), yang juga Komisaris Bank Rakyat Indonesia (BRI), Aviliani kemarin.
Dari sisi infrastruktur, dia melihat peluang peningkatannya masih besar terutama berasal dari proyek-proyek pemerintah baik yang terangkum dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) maupun proyek Kementerian.
"Pertumbuhan ekonomi di di suatu kawasan akan semakin membaik kalau infrastrukturnya bertambah," sambungnya.
Dia melihat, makin banyaknya frekuensi dan rute penerbangan di kawasan Indonesia bagian timur disinyalir tidak lepas dari peran membaiknya kondisi ekonomi yang mendorong makin lebarnya kelompok kelas menengah.
"Permintaan penerbangan meningkat karena kelas menengah bertambah, dari yang dulunya belum kuat beli tiket, sekarang hampir semua orang maunya naik pesawat," lanjutnya
Maskapai pun diyakini sudah mulai bersiap-siap untuk ekspansi besar-besaran dengan membuka rute-rute baru. Apalagi belum lama ini pemerintah mengumumkan akan menawarkan 130 rute penerbangan baru kepada maskapai nasional. Maskapai akan berinvestasi untuk memperkuat armadanya. "Banyak dibukanya rute baru itu pasti mendorong ekspansi maskapai yaitu dengan membeli pesawat baru dari luar negeri," katanya.
Sektor penerbangan dalam negeri termasuk salah satu sektor bisnis yang tumbuh cukup positif. Asosiasi Maskapai Nasional (Inaca) memperkirakan tahun ini pasar penumpang angkutan udara bisa tumbuh 20 persen, atau melebihi proyeksi pertumbuhan penumpang angkutan udara dunia. Bahkan pertumbuhan penumpang angkutan udara Indonesia bisa menjadi yang tertinggi se-Asia.
Tak heran, maskapai penerbangan nasional maupun asing yang beroperasi di Indonesia, melakukan ekspansi besar-besaran untuk memenuhi permintaan masyarakat. Daya beli masyarakat akan semakin kuat karena pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini masih tinggi.
"Diproyeksikan akan tumbuh sekitar 6,3 persen dengan PDB (produk domestik bruto) diatas enam persen," sebutnya.
Industri penerbangan seolah tidak terpengaruh dampak krisis ekonomi dunia yang masih diliputi ketidakpastian. Pertumbuhan penerbangan dalam negeri semakin kencang.
"Frekuensi penerbangan terus meningkat, maskapai menambah jadwal penerbangan sekaligus memperlebar sayap ke daerah-daerah baru yang sebelumnya masih terisolasi. Ini tentunya akan mendongkrak perekonomian daerah," sambungnya.
Sepanjang 2012, setidaknya ada tambahan 27 rute penerbangan baru di Indonesia. Data Kementerian Perhubungan menyebutkan, pada 2011, rute penerbangan komersial domestik hanya 222 rute, sementara di 2012 jumlahnya menjadi 249 rute. Tahun ini, pemerintah menawarkan 130 rute penerbangan baru. "Banyak yang di wilayah Timur," kata Dirjen Perhubungan Udara Herry Bakti saat itu. (wir)
"Indikasinya adalah lonjakan penumpang pesawat udara dan penjualan gadget itu. Sektor perdagangan, hotel dan restoran juga terlihat semakin menggeliat sejalan dengan pendapatan masyarakat yang cukup tinggi dan masuk ke dalam kelas menengah," ujar pengamat ekonomi Indef (Institute for Development of Economics and Finance), yang juga Komisaris Bank Rakyat Indonesia (BRI), Aviliani kemarin.
Dari sisi infrastruktur, dia melihat peluang peningkatannya masih besar terutama berasal dari proyek-proyek pemerintah baik yang terangkum dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) maupun proyek Kementerian.
"Pertumbuhan ekonomi di di suatu kawasan akan semakin membaik kalau infrastrukturnya bertambah," sambungnya.
Dia melihat, makin banyaknya frekuensi dan rute penerbangan di kawasan Indonesia bagian timur disinyalir tidak lepas dari peran membaiknya kondisi ekonomi yang mendorong makin lebarnya kelompok kelas menengah.
"Permintaan penerbangan meningkat karena kelas menengah bertambah, dari yang dulunya belum kuat beli tiket, sekarang hampir semua orang maunya naik pesawat," lanjutnya
Maskapai pun diyakini sudah mulai bersiap-siap untuk ekspansi besar-besaran dengan membuka rute-rute baru. Apalagi belum lama ini pemerintah mengumumkan akan menawarkan 130 rute penerbangan baru kepada maskapai nasional. Maskapai akan berinvestasi untuk memperkuat armadanya. "Banyak dibukanya rute baru itu pasti mendorong ekspansi maskapai yaitu dengan membeli pesawat baru dari luar negeri," katanya.
Sektor penerbangan dalam negeri termasuk salah satu sektor bisnis yang tumbuh cukup positif. Asosiasi Maskapai Nasional (Inaca) memperkirakan tahun ini pasar penumpang angkutan udara bisa tumbuh 20 persen, atau melebihi proyeksi pertumbuhan penumpang angkutan udara dunia. Bahkan pertumbuhan penumpang angkutan udara Indonesia bisa menjadi yang tertinggi se-Asia.
Tak heran, maskapai penerbangan nasional maupun asing yang beroperasi di Indonesia, melakukan ekspansi besar-besaran untuk memenuhi permintaan masyarakat. Daya beli masyarakat akan semakin kuat karena pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini masih tinggi.
"Diproyeksikan akan tumbuh sekitar 6,3 persen dengan PDB (produk domestik bruto) diatas enam persen," sebutnya.
Industri penerbangan seolah tidak terpengaruh dampak krisis ekonomi dunia yang masih diliputi ketidakpastian. Pertumbuhan penerbangan dalam negeri semakin kencang.
"Frekuensi penerbangan terus meningkat, maskapai menambah jadwal penerbangan sekaligus memperlebar sayap ke daerah-daerah baru yang sebelumnya masih terisolasi. Ini tentunya akan mendongkrak perekonomian daerah," sambungnya.
Sepanjang 2012, setidaknya ada tambahan 27 rute penerbangan baru di Indonesia. Data Kementerian Perhubungan menyebutkan, pada 2011, rute penerbangan komersial domestik hanya 222 rute, sementara di 2012 jumlahnya menjadi 249 rute. Tahun ini, pemerintah menawarkan 130 rute penerbangan baru. "Banyak yang di wilayah Timur," kata Dirjen Perhubungan Udara Herry Bakti saat itu. (wir)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Didorong Perbanyak Sentra Produksi Sapi
Redaktur : Tim Redaksi