jpnn.com - JAKARTA – Lesunya perekonomian Indonesia ternyata tak terlalu berpengaruh terhadap industri asuransi. Buktinya, pendapatan asuransi jiwa pada kuartal pertama lalu tumbuh 9,2 persen jika dibandingkan dengan tiga bulan pertama 2015.
”Hingga akhir tahun ini, pertumbuhan industri asuransi diproyeksi mencapai 23–29 persen. Meski, ada regulasi-regulasi baru dan perubahan ekonomi Indonesia maupun global,” ujar Presiden Direktur Sun Life Financial Indonesia Elin Waty kemarin (15/9).
BACA JUGA: Penjualan Emas Antam Sentuh Rp 2,84 Triliun
Industri asuransi jiwa diyakini tidak terpengaruh perlambatan ekonomi karena sifat bisnisnya unik. Salah satunya adalah penempatan dana yang dilakukan dalam instrumen investasi jangka panjang.
”Asalkan pengelolaan keuangan hati-hati dan profesional, akan tetap aman,” ungkapnya.
BACA JUGA: Pasar Properti Belum Pulih, Mahasiswa Jadi Bidikan
Tahun lalu, pendapatan premi Sun Life Financial Indonesia tumbuh 15 persen menjadi Rp 1,08 triliun. Sun Life juga mampu meraup laba Rp 96,93 miliar.
”Kami melihat tahun ini ekonomi mulai pulih. Karena itu, asuransi juga makin prospektif,” terang Elin.
BACA JUGA: Kemenpar Luncurkan Dasboard M-17 dan TXI Digital Market Place
Presiden Direktur Sun Life Financial Asia Kevin D. Strain menilai, potensi pertumbuhan industri asuransi di Indonesia sangat besar. Jumlah penduduknya besar dan ditunjang pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
Selain itu, kelompok menengah di Indonesia tumbuh pesat. Sementara itu, kepemilikan asuransi jiwa masih rendah. Untuk mengejar populasi yang bergeser ke kota-kota satelit, Sun Life akan memperkuat jaringan di kota-kota kedua. (wir/c5/noe/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Google Nakal, Ini Reaksi Menkominfo
Redaktur : Tim Redaksi