Ekonomi Tiongkok Diprediksi Lebih Cepat Pulih ketimbang Amerika

Senin, 29 Juni 2020 – 21:59 WIB
Amerika Serikat kembali memperketat peraturan pedoman pemberian visa bagi para wartawan dari Tiongkok. Perubahan aturan itu muncul di tengah ketegangan antara kedua negara. Foto: Reuters

jpnn.com - Tiongkok diprediksi bangkit dari pandemi COVID-19 dalam kondisi yang lebih baik daripada Amerika Serikat (AS). Ada sejumlah alasan yang mendasari analisis tersebut.

Artikel yang ditulis Andy Serwer dan Max Zahn untuk Yahoo Finance menyebutkan, alasan pertama adalah jumlah kematian di Tiongkok jauh lebih sedikit.

BACA JUGA: Amerika Berulah, Jet Tempur Tiongkok Kembali Teror Taiwan

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 4.600 orang di Tiongkok telah meninggal akibat COVID-19.

Sementara itu, jumlah pasien COVID-19 yang meninggal di AS telah mencapai lebih dari 125.800 orang hingga Senin (29/6).

BACA JUGA: Bentrok dengan Pasukan India, Tiongkok Panggil Petarung MMA

Mengingat Tiongkok mampu menerapkan pengujian, karantina, dan pelacakan yang cermat, perbedaan (jumlah) kematian itu pasti akan terurs melebar seiring berjalannya waktu.

Kedua, Tiongkok tidak hanya mendukung langkah cepat dalam penelitian medis untuk vaksin dan pengobatan, tetapi juga pelacakan kontak, rumah sakit, dan peralatan medis.

BACA JUGA: Tiga Orang TKA Tiongkok di Batam Positif Covid-19

Artikel itu menambahkan bahwa Tiongkok juga bertekad untuk membagikan vaksin buatannya ketika sudah tersedia.

Saat menyampaikan pidato di pembukaan pertemuan Majelis Kesehatan Dunia pada Mei lalu, Presiden Tiongkok Xi Jinping mengumumkan sejumlah langkah konkret untuk mendorong upaya global melawan COVID-19, seperti memberikan bantuan internasional dan menjadikan vaksin COVID-19 negara itu sebagai barang publik global saat sudah tersedia.

Ketiga, perekonomian Tiongkok akan pulih lebih cepat dari AS.

Ekonom Morgan Stanley memprediksi Tiongkok menjadi satu-satunya ekonomi utama yang akan mencatatkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2020, dan kelas menengah serta kelas menengah atas diperkirakan akan terus tumbuh kuat dalam sepuluh tahun ke depan.

"AS terjebak dalam masalah ekonomi yang lebih lama daripada Tiongkok," imbuh Mary E. Lovely, profesor ilmu ekonomi di Institut Peterson untuk Ekonomi Internasional. (Xinhua/ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler