Ekonomi Tumbuh 5,7 Persen

Rabu, 02 April 2014 – 09:56 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Proyeksi laju pertumbuhan ekonomi Indonesia kian beragam. Setelah Bank Dunia dan lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings memproyeksi Indonesia tahun ini hanya akan tumbuh 5,3 persen, Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) lebih optimistis dengan proyeksi 5,7 persen.

 

Country Director ADB di Indonesia Adrian Ruthenberg mengatakan, story atau cerita yang diangkat dalam laporan ADB untuk Indonesia adalah stabilisasi. Karena itu, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini diproyeksi tidak akan jauh dari realisasi tahun lalu yang sebesar 5,78 persen.

BACA JUGA: Indonesia Tetap Favorit Investor

"Tahun ini (kami proyeksi) stabil di 5,7 persen, tahun 2015 baru akan naik ke level 6 persen," ujarnya saat paparan Asian Development Outlook 2014 kemarin (1/4).

BACA JUGA: Neraca Surplus, Sulsel Ingin Perbesar Pasar Eropa

Menurut Ruthenberg, faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini adalah naiknya konsumsi seiring inflasi yang terkendali dan aktifitas Pemilu 2014. Selain itu, membaiknya perekonomian negara-negara mitra dagang seperti India dan Amerika Serikat (AS) juga akan mendorong permintaan ekspor produk atau komoditas dari Indonesia.

"(pertumbuhan ekonomi) Cina (Tiongkok, Red) memang melambat dari 7,7 persen ke 7,5 persen. Tapi, itu tetap saja tinggi dan Indonesia berpeluang mendorong ekspor ke sana," katanya.

BACA JUGA: Pemerintah Garap 13 Pekerjaan Jalan di Pantura

Terkait proyeksi ADB yang lebih optimistis dibanding Bank Dunia, Deputy Country Director ADB di Indonesia Edimon Ginting mengatakan, ekonomi Indonesia berpotensi tumbuh cukup tinggi karena faktor konsumsi dan investasi. "Teman-teman di Bank Dunia memproyeksi turun, kalau kami melihatnya akan stabil," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, pertengahan Maret lalu, Ekonom Utama dan Manajer Sektor Bank Dunia di Indonesia Jim Brumby mengatakan, Bank Dunia memproyeksi kontribusi konsumsi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melemah dari 5,2 persen pada 2013 menjadi 4,8 persen pada 2014. Lalu, kontribusi investasi melemah dari 4,7 persen menjadi 4,5 persen. 'Itu alasan utama proyeksi ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh 5,3 persen tahun ini,' katanya.

Berbeda dengan Brumby, Ekonom Senior yang juga Deputy Country Director Asian Development Bank (ADB) di Indonesia Edimon Ginting mengatakan jika konsumsi di Indonesia masih akan kuat. Alasannya, kepercayaan konsumen atau consumer confidence tahun lalu memang turun karena tingginya inflasi akibat kenaikan harga BBM pada Juni 2013.

Tahun ini, dampak inflasi akibat kenaikan harga BBM sudah tidak ada. "Karena inflasi sudah terkendali, consumer confidence membaik, maka konsumsi masih akan kuat," ucapnya.

Adapun terkait kontribusi investasi, Edimon melihat masih akan tumbuh dengan baik. Dia mengakui, pertumbuhan kredit secara keseluruhan memang melambat, tapi kredit investasi justru masih tumbuh di kisaran 30 persen.

"Apalagi, business confidence (kepercayaan bisnis, Red) juga membaik, jadi kami kira investasi masih akan kuat," ujarnya.

Bahkan, lanjut dia, Indonesia berpotensi bisa tumbuh lebih tinggi tahun ini. Syaratnya, ekonomi Tiongkok bisa tumbuh di atas proyeksi 7,5 persen, serta harga komoditas CPO maupun pertambangan bisa naik lebih cepat sehingga bisa mendorong kinerja ekspor lebih tinggi.

"Jika dua hal itu terjadi, Indonesia bisa tumbuh di atas 5,7 persen, bahkan mungkin bisa 6 persen. Tentu, ini dengan catatan Pemilu berjalan lancar, tidak ada gejolak," katanya.

Sementara itu, pemerintah tetap optimistis dengan target pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,8 - 6,0 persen tahun ini. Menteri Keuangan Chatib Basri menyebut, membaiknya ekonomi global dan naiknya konsumsi yang terdorong Pemilu menjadi dua faktor utama pendorong ekonomi Indonesia.

"Tantangan Indonesia saat ini adalah memperkuat fundamental dengan menekan defisit transaksi berjalan, kalau pertumbuhan ekonomi saya optimistis masih cukup kuat," ujarnya. (owi)

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2014

Institusi                                   Persen
Kementerian Keuangan     5,8 - 6,0
Bank Indonesia                    5,5 - 5,9
Bank Dunia                           5,3
Fitch Ratings                         5,3
Asian Development Bank   5,7

Berbagai Sumber

BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia Tetap Favorit Investor


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler