Data yang dihimpun Metro Aceh (Grup JPNN), dari hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Pemerintah (BPKP) Aceh, ternyata terjadi kerugian sekitar Rp48 juta dari jumlah dana diat Rp 3.089.000.000 dan dana OP sebesar Rp106.446.500.
Ternyata dana OP yang ditarik melebihi target, yaitu mencapai Rp 134.643.500,- dan selebihnya diambil dari dana diat tersebut.
Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari), Sigli Rahmad Vidianto.SH didampingi Kasi Pidsus T.Imam Mulhakim.SH kepada Metro Aceh Jum"at (19/4), mengaku, sebenarnya kasus itu ditangani Polisi dan sudah dilimpahkan jepada Jaksa. Bahkan kasus tersebut sudah memasuki 4 kali sidang di Pengadilan Tipikor Banda Aceh. "Ada 26 saksi dalam kasus itu," jelasnya.
Sebenarnya kata Imam, kasus itu bantuan dana diat tahun 2005 dan penyalurannya tahu 2006. Namun saat itu dana Operasional ditarik lebih dari dana yang sudah diplotkan, sehingga dana diat berkurang.
Dari Rp 48.000.000,- dana yang ditarik ternyata Rp 20 juta di antaranya dialihkan ke rekening Kesbang Linmas dan hal itu telah menyalahi aturan. Sehingga yang bersangkutan diduga telah melakukan korupsi.
Lanjut Imam, dari Rp 3.089.000.000,- dana diat, yang tersalurkan kepada masyarakat hanya Rp 3.041.000.000,- dan selebihnya telah disalh gunakan, sehingga mantan Kepala Kesbang Linmas terseret ke pengadilan Tipikor. (mir)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Khawatir Disokong Bandar Togel
Redaktur : Tim Redaksi