jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Bersatu Arief Poyuono menilai penunjukkan Izedrik Emir Moeis sebagai Komisaris BUMN PT Pupuk Iskandar Muda (PMI) dianggap salah besar.
"Salah kaprahlah dan sudah rusak sistem rekrutmen Komisaris di BUMN," kata Arief saat dihubungi, Jumat (6/8).
BACA JUGA: Kerap Disinggung Masih Menganggur, Menantu Hantam Mertua dengan Linggis, Innalillahi
Dia mengatakan meskipun Emir Moeis pernah tertangkap karena kasus korupsi, bukan berarti dia tidak akan melakukan hal serupa.
Menurut Arief, seorang eks koruptor memiliki kebiasaan untuk mencuri uang.
BACA JUGA: Hendak Salat Subuh, Hilda Kaget, Panik, Oh WY
"Sudah tahu mantan napi korupsi artinya secara habitnya pasti tukang nyolong uang negara. Nah, nanti kumat lagi habitnya di BUMN, ya, pasti nyolong lagi," sindir Arief.
Menurutnya, seorang narapidana tidak akan kapok untuk mengulanginya lagi. Masih bisa melakukan hal yang sama, apalagi yang dikelola merupakan uang negara.
"Enggak akan kapok koruptor kalau sudah bebas, masih bisa ngelola duit negara lagi atau aset negara model seperti BUMN," tegasnya.
Arief pun mempertanyakan mengapa mantan napi korupsi dengan mudah bisa mendapatkan pekerjaan.
Menurutnya, eks koruptor tidak berbeda jauh dengan mantan napi biasanya.
Arief mengatakan mereka akan kembali melakukan tindakan kriminal lantaran sulit mencari pekerjaan setelah dari penjara.
"Eh, ini mantan koruptor kakap malah mudah banget, ya, dapat kerja di tempat empuk yang akan mudah untuk korupsi lagi dan hebatnya apa, ya," kata Arief Puyuono.
Diketahui, Emir Moeis pernah terjerat kasus suap proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Tarahan, Lampung pada 2004 lalu.
Dia divonis tiga tahun penjara dan denda Rp 150 juta subsider tiga bulan penjara. (ddy/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian