Eks Menteri Kadhafi Mati Terapung di Sungai Austria

Selasa, 01 Mei 2012 – 19:29 WIB

WINA - Setelah lari dari negerinya, seorang mantan petinggi era rezim Muammar Kadhafi justru mati secara mengenaskan di Austria, Eropa. Eks Menteri Perminyakan Libya Shukri Ghanem diberitakan mati terapung di Sungai Danube. Kepolisian Kota Wina kemarin (30/4) merilis kabar tewasnya pria yang menjabat Sekjen Komite Rakyat Umum (GPC) alias perdana menteri (PM) di Libya pada 2003-2006 itu.
 
Jasad politikus 69 tahun itu ditemukan di Sungai Danube Minggu lalu (29/4). Penyelidikan pun langsung dilakukan untuk mencari tahu soal penyebab kematiannya. Investigasi awal polisi menyebutkan bahwa tidak ditemukan tanda atau bukti kekarasan pada tubuhnya.

"Tidak ada tanda-tanda keterlibatan pihak lain dalam kematian ini. Berdasar penyelidikan awal, dia mati karena tenggelam," ujar Roman Hahslinger, jubir Kepolisian Wina, dalam jumpa pers kemarin. Dia berjanji memberikan keterangan tambahan dalam waktu dekat. Terutama setelah otopsi yang dilakukan tim dokter Wina pada tubuh Ghanem tuntas.

Selain otopsi, polisi juga melakukan uji toksin untuk mendeteksi ada tidaknya racun dalam tubuh korban. Hal ini dilakukan untuk memastikan ada tidaknya unsur kriminal dalam kematian Ghanem. "Namun, hasil uji toksin yang bakal menjadi kunci penyelidikan baru akan bisa diketahui paling cepat minggu depan," terang Hahslinger. Menurut tim medis, saat ditemukan, mayat itu baru sekitar satu atau dua jam terapung di air.

Kemarin polisi langsung memanggil beberapa saksi mata terkait kematian Ghanem. "Jasadnya dilihat oleh seorang warga yang kebetulan sedang berjalan di dekat sungai pada Minggu pagi. Warga itu langsung melaporkan penemuan mayat yang terapung di sungai itu kepada petugas," papar Hahslinger. Mayat itu, konon, ditemukan hanya beberapa ratus meter dari apartemen Ghanem di Distrik 22, Wina.
 
Sejak meninggalkan Libya pada 16 Mei lalu, pria yang membelot dari rezim Kadhafi itu sempat tiga kali pindah negara. Awalnya, dia bersembunyi di Tunisia dan minta perlindungan di sana. Pada 1 Juni lalu, dia hijrah ke Italia dan mendeklarasikan bergabung dengan oposisi Libya. Tak lama kemudian, dia pindah ke Austria dan menetap di Kota Wina bersama keluarganya.
 
Seorang putri Ghanem memberikan keterangan kepada polisi bahwa ayahnya sama sekali tak menunjukkan tanda-tanda aneh sebelum tewas. "Beliau mengaku sedikit tidak enak badan pada Sabtu sore (28/4). Tapi, aktivitasnya tetap normal," katanya, seperti ditirukan Hahslinger. Polisi juga tak menemukan surat ancaman atau pesan terakhir seperti yang biasa dilakukan pelaku bunuh diri.
 
Diduga kuat, Ghanem meninggalkan apartemennya pada Sabtu malam tanpa sepengetahuan anggota keluarganya. Sang putri baru menyadari bahwa ayahnya tidak berada di rumah esok harinya sekitar pukul 10.00 waktu setempat. Saat itu, polisi sudah mengevakuasi mayat Ghanem dari sungai meski belum berhasil mengidentifikasinya.
 
Selama menetap di Austria, Ghanem bekerja sebagai konsultan pada salah satu perusahaan. Rencananya, jasad mantan orang dekat Kadhafi itu akan dimakamkan di Libya. Tetapi, dua putri Ghanem yang kini tercatat sebagai warga negara Austria belum bisa memastikannya. (AP/AFP/hep/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kapal Inspirasi Film James Bond Dijual Rp 896 Juta


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler