jpnn.com, JAKARTA - Eks anggota Tim Mawar Kopassus, Fauka Noor Farid menanggapi adanya penolakan terhadap Sjafrie Sjamsoeddin masuk dalam kabinet Prabowo-Gibran.
Sjafrie sendiri yang merupakan purnawirawan jenderal bintang tiga TNI dikabarkan menjadi Menteri Pertahanan di kabinet Prabowo-Gibran, tetapi hal ini mendapat penolakan sejumlah pihak.
BACA JUGA: Rakernas V, PDIP Bahas Sikap dan Posisi Partai di Pemerintahan Prabowo-Gibran
Fauka menduga adanya pihak yang berupaya bermain menciptakan isu bahwa Sjafrie merupakan sosok yang tidak kompeten untuk mengemban tugas.
"Ada yang bermain, berupaya mengaitkan dengan hal-hal tidak benar. Seperti menyebut pak Sjafrie itu orang orde baru, segala macam," kata Fauka dalam keterangannya yang diterima JPNN.com, Minggu (19/5).
BACA JUGA: Teka-teki Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran, Profesional & Politikus Bakal Seimbang?
Fauka menilai alasan penolakan Sjafrie lantaran disebut bagian atau hidup di orde baru kurang tepat.
Dia mencontohkan banyak menteri di era Presiden Joko Widodo yang hidup zaman orde baru, tetapi kini dipercaya untuk mengemban dan mampu menjalankan tugasnya dengan baik.
"Apa yang ada di zaman orde baru yang baik kita tiru dan tidak baik kita tinggalkan. Itulah namanya reformasi, mau memajukan bangsa. Jadi, tidak selamanya orde baru jelek," ujarnya.
Fauka menuturkan selama bertugas sebagai prajurit, Sjafrie merupakan sosok terbukti mampu mengemban berbagai tugas, baik yang bersifat di belakang layar hingga tampil ke publik.
Di antaranya riwayat Sjafrie menjabat sebagai Danton Grup 1 Komando Pasukan Sandi Yudha, Dangrup A Paspampres, Pangdam Jaya, Staf Ahli Polhukam Panglima TNI, dan Kapuspen TNI.
Saat Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono menjabat Sjafrie juga dipercaya mengemban tugas sebagai Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) RI periode 2010-2014.
"Pak Sjafrie pernah dipercaya Presiden ke-6 kita untuk menjabat Wamenhan RI. Saat itu Kemenhan mendapat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan," tuturnya.
Dia menyebutkan berbekal pengalaman prajurit di lapangan hingga mengelola Alutsista, Sjafrie sudah terbukti sosok yang handal.
Direktur Eksekutif Institute Kajian Pertahanan dan Intelijen Indonesia (IKAPII) itu juga optimis bila Sjafrie dipercayakan menjadi Menhan maka militer Indonesia kian meningkat.
"Saat pak Prabowo menjabat Menhan militer kita berada di peringkat 13 dari 137 negara, dan Asia peringkat delapan dari 45 negara. Kita butuh orang yang dapat melanjutkan tugas ini," lanjut Fauka.
Dia menjelaskan dalam rekam jejaknya Sjafrie juga dinilai memiliki loyalitas terhadap bangsa dan mampu bekerja dalam tempo yang cepat sesuai dengan amanah tugas diberikan negara.
Menurutnya, loyalitas dan kemampuan bekerja cepat tersebut penting untuk membantu Prabowo-Gibran menjalankan seluruh program kerja memimpin Indonesia selama periode 2024-2029.
"Pak Prabowo perlu orang-orang yang bisa dipercaya dan loyal. Salah satunya pak Sjafrie. Kalau pak Prabowo kecepatan (kerja) 100, semua 100. Enggak bisa pak Prabowo 100 yang lain 50," pungkas Fauka.(mcr8/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Kenny Kurnia Putra