Eks Wisma di Dolly jadi Tempat Pelayanan

Senin, 21 Oktober 2013 – 16:44 WIB
SEGERA TERGUSUR: Salah satu wisma di Dolly yang akan segera digusur. FOTO: JAWA POS

jpnn.com - SURABAYA - Rencana penutupan lokalisasi Dolly dan Jarak terus dimatangkan. Pemkot membuat opsi perubahan fungsi wisma yang bisa dibeli pemkot. Pilihan pertama menjadikan wisma sebagai pusat ekonomi. Yang kedua menjadikan sebagai tempat pelayanan masyarakat.


Camat Sawahan Muslich Hariadi mengatakan, saat ini ada beberapa wisma yang sudah dibeli pemkot. Wisma yang seperti itu tidak bisa dibiarkan kosong. Pemkot sudah merancang untuk menjadikan eks wisma tersebut menjadi tempat yang bermanfaat.

Misalnya, menjadi klinik, puskesmas, atau sekolah. Untuk sektor ekonomi, bisa dijadikan sentra PKL, sport centre, atau restoran. Namun, lanjut dia, kecamatan masih menyurvei penduduk setempat. "Masukan dari warga juga perlu kami pertimbangkan," jelasnya.

Meski demikian, eks wisma itu tidak bisa diubah menjadi hotel. Pertimbangannya, jalan di Dolly dan Jarak tidak luas. Jika dibangun hotel, tidak ada ruang untuk parkir. Selain itu, pihaknya tidak ingin kecolongan jika nanti hotel tersebut digunakan sebagai tempat mesum.

Untuk harga yang diminta dalam pembelian wisma tersebut, pemilik meminta Rp 3 juta per meter persegi. Muslich mengaku harga itu masih bisa dinegosiasikan. Sebab, penawaran tersebut akan masuk ke dinas sosial (dinsos). Dinsos kemudian menyerahkan ke pemkot untuk selanjutnya dibentuk tim appraisal. Menurut Muslich, NJOP di daerah itu sekitar 1,8 juta.

Muslich mengatakan, pihaknya kini terus mengusahakan semua wisma bisa dibeli pemkot. Caranya rutin mengadakan pertemuan antara kecamatan dan pemilik wisma. "Kami akan bujuk mereka agar mau menyerahkan wisma," ujarnya. Pihaknya yakin adanya pembelian wisma tersebut sedikit demi sedikit bisa mengurangi gesekan saat penutupan kelak.

Berdasar data yang dihimpun, jumlah wisma di Dolly dan Jarak berjumlah 276 unit. Jumlah itu terus menurun. Sebab, pada 2012, jumlahnya masih 311 wisma.

Selain akan membeli wisma, pemkot akan mendata jumlah PSK. Tujuannya melihat jumlah PSK dan wisma. Muslich mengatakan, jika di dalam satu wisma ada penambahan PSK, pihaknya tidak segan-segan memberikan sanksi pada wisma tersebut. "Kami akan pulangkan PSK itu dan wisma akan kami beri sanksi," jelasnya.

Pendataan akan dilakukan secara detail. PSK akan didata nama, asal, serta sudah berapa lama bekerja di wisma tersebut. Data itu akan dicocokkan dengan data lama. "Sehingga, akan terlihat penambahan dan pengurangannya," lanjut Muslich.

Berdasar pendataan tahun-tahun sebelumnya, pihaknya tidak menemukan penambahan jumlah PSK. Pemilik wisma biasanya menyiasati dengan menukar PSK dari wisma satu ke wisma lain. Barter itu dilakukan agar pelanggan mengira ada "barang" baru. (aph/mas/nw)

BACA JUGA: Jelang Hari Raya, 19 Ribu Ekor Babi Disiapkan

 

BACA JUGA: Kelompok Bertikai Dipertemukan

BACA JUGA: Honorer Gugat Walikota dan Kepala BKD

BACA ARTIKEL LAINNYA... Buka Rute Pontianak-Johor


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler