Ekspedisi Perubahan Dengar Keluhan soal Pendidikan hingga Praktik Ordal saat Safari di Jatim

Jumat, 02 Februari 2024 – 10:09 WIB
Tim Ekspedisi Perubahan berdialog dengan anak muda saat safari di Jawa Timur. Foto: Ubah Bareng

jpnn.com - Ekspedisi Perubahan yang dilakukan Ubah Bareng di Jawa Timur (Jatim) menyapa warga di Madura pada Minggu (28/1), dan Bojonegoro keesokan harinya, Senin (29/1).

Pada kesempatan itu, Tim Ekspedisi Perubahan mendengar langsung keresahan warga Madura soal masalah ekonomi.

BACA JUGA: Anies Baswedan Sebut Gerakan Perubahan Bakal Jadi Gelombang Sangat Besar

"Keresahan di Madura itu ada beberapa hal. Yang paling utama adalah ekonomi, di mana ekonomi di Madura ini adalah miskin ekstrem," kata peserta Ekspedisi Perubahan, Luthfi.

Luthfi juga membeberkan bahwa Madura 'darurat' anak muda. Ini berarti, banyak dari mereka yang merantau ke luar kota untuk melanjutkan pendidikan, karena fasilitas di Madura kurang memadai.

BACA JUGA: Kiai Maruf Sepatutnya Memberi Teguran Terakhir Lagi Keras kepada Presiden Jokowi

Akibatnya, hanya tersisa sedikit anak muda yang hadir untuk memajukan Madura.

"Di sini banyak orang muda merantau ke luar, sehingga tidak bisa membangun Madura," ujarnya.

BACA JUGA: Jokowi Mau Datang, Gunungkidul Mencekam, Endah: Seperti Mau Perang

Sementara itu, di Bojonegoro, Ekspedisi Perubahan mendengar keluhan berbeda. Salah seorang peserta, Aldo, menyampaikan bahwa pernikahan dini di daerah asalnya itu marak terjadi.

"Keresahan yang sedang dialami warga Bojonegoro ini banyak sekali, salah satunya pernikahan dini yang pada akhirnya mengakibatkan perceraian tinggi," ungkapnya.

Aldo juga menyoroti sulitnya lapangan pekerjaan untuk warga Bojonegoro. Dia mengungkap bahwa praktik 'orang dalam' masih terus melanggeng di Kota Ledre.

Banyaknya keluhan dari warga itu membuat Emirio Syarfuan selaku Koordinator Ekspedisi Perubahan, optimistis karena makin banyak anak muda yang peduli dengan daerahnya.

Dia Menegaskan bahwa apa yang mereka sampaikan itu nantinya akan dibahas lebih dalam agar menemukan titik terang.

"Dari diskusi ini, tentu harapan kami nantinya bisa diimplementasikan di kemudian hari. Jelas ini tidak akan kami jadikan sebatas wacana, tetapi ada aksi nyata dan implementasi yang konkrit atas perubahan," tuturnya.

Senada, Rahma Arifa Muhaimin mengapresiasi semangat para warga, khususnya anak muda dalam menghadirkan perubahan agar daerahnya menjadi lebih baik.

Juga pun memastikan bahwa pihaknya akan merumuskan masalah-masalah tersebut supaya mendapat solusi terbaik.

"Dengan adanya kegiatan ini, kami tentu berharap teman-teman dapat menemukan titik terang. Baik itu terkait masalah pernikahan dini, lowongan kerja yang masih sulit, ataupun praktik orang dalam," tutupnya.(*/jpnn,com)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler