BATU - Indonesia memang merupakan negara yang mempunyai plasma nuftah dan sumberdaya genetik yang beragam dan melimpah sebagai potensi pengembangan industri florikultura atau bunga dan tanaman hiasNamun, ekspor florikultura dalam negeri masih sangat rendah di tingkat dunia
BACA JUGA: Rebut Pasar Indonesia, AOC Gandeng Century Fox
Kasubdit Budidaya Tanaman Daun dan Tanaman Bunga Potong Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian Liliek Sri Utama mengatakan, Indonesia berada di urutan 51 pengekspor florikultura
BACA JUGA: SBY: Gejolak Ekonomi Dunia Pengaruhi Indonesia
"Sedangkan Singapura berada di urutan 26Di sisi lain, lanjut Liliek, Indonesia memiliki keanekaragaman sumberdaya florikultura yang cukup besar, baik yang berjenis dataran rendah maupun dataran tinggi
BACA JUGA: Tol Trans Jawa Molor Lagi
"Keragaman tersebut memungkinkan untuk memenuhi hampir semua segmen pasar florikultura internasional," jelasnya.Data Ditjen Hortikultura menyebutkan, tren menurunnya ekspor florikultura di mulai sejak 2005 sampai 2009Kondisi tersebut akibat regulasi yang kurang kondusifSementara nilai total impor komoditas foliage plants (tanaman hias daun) di pasar Tiongkok mengalami peningkatan budidaya dan investasi teknologi
Liliek mengatakan, tantangan ke depan bagaimana mengubah dan mengembangkan kebiasaan masyarakat Indonesia agar memanfaatkan produk-produk bunga-bungaan dalam kehidupan sehari-hari"Di beberapa bandara sudah kita minta untuk menggunakan produk bunga hidup dan tidak lagi menggunakan tanaman atau bunga plastikDi Bandara Soekarno-Hatta sudah melakukan itu dan saya berharap bandara-bandara lain mengikuti," ujarnya.
Kemudian, kata Liliek, menghadapi daya saing global, menciptakan pertumbuhan industri dengan kondisi sosio ekonomi dan politik yang kondunsif dan mengutamakan akses pasar yang berkelanjutan(aro)
BACA ARTIKEL LAINNYA... RI Hentikan Ekspor Gas ke Singapura
Redaktur : Tim Redaksi