Ekspor Januari Capai USD 15,49 Miliar

Jumat, 02 Maret 2012 – 10:31 WIB
JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total nilai ekspor Indonesia periode Januari 2012 menembus USD 15,49 miliar, atau naik 6,07 persen dibanding ekspor periode Januari 2011 (year on year) sebesar USD 14,06 miliar. Bila dibanding periode Desember 2011, total ekspor tersebut mengalami penurunan 9,28 persen dibanding sebelumnya USD 17,077 miliar.

“Secara historis biasanya nilai ekspor di awal tahun akan lebih rendah dibanding ekspor Desember. Tren penurunan seperti ini terjadi pada beberapa tahun terakhir," kata Suryamin, Kepala BPS di Jakarta.

Suryamin menyebutkan, total ekspor tersebut terdiri atas ekspor nonmigas sebesar USD 12,519 miliar, sedangkan ekspor migas mencapai USD 2,974 miliar. Penurunan ekspor Januari 2012 dibanding Desember 2011 tersebut akibat penurunan ekspor nonmigas sebesar 7,9 persen yaitu dari USD 13,597 miliar menjadi USD 12,519 miliar, dan penurunan ekspor migas dari USD 3,485 miliar dolar menjadi USD 2,97 miliar.

Ada pun penurunan ekspor migas diakibatkan merosotnya ekspor minyak mentah sebesar 137,15 persen menjadi USD 883,1 juta dan ekspor gas turun 0,48 persen menjadi USD 1,712 miliar. Sementara ekspor hasil minyak naik sebesar 5,41 persen menjadi USD 250,5 juta. Berdasarkan negara tujuan, nilai ekspor nonmigas selama Januari 2012 terbesar adalah ke Jepang yang mencapai USD 1,61 miliar, disusul China USD 1,36 miliar, dan AS sebesar USD 1,2 miliar.

“Kontribusi ekspor nonmigas ke tiga negara tersebut mencapai 33,26 persen dari total ekspor nonmigas nasional, sedangkan khusus ke Uni Eropa total ekspor nonmigas mencapai USD 1,6 miliar,” katanya.

Sedangkan berdasarkan sektor, dari total ekspor nonmigas sebesar USD 12,519 miliar pada Januari 2012, terbesar adalah ke sektor industri yang mencapai USD 9,48 miliar (61,21 persen), disusul sektor pertambangan USD 2,65 miliar (17,11) persen dan sektor pertanian USD 384,5 juta (2,48 persen).

Sementara untuk impor Indonesia selama Januari 2012 mencapai USD 14,57 miliar atau turun dibanding impor Desember 2011 yang mencapai USD 16,48 miliar, sedangkan jika dibandingkan Januari 2011 mengalami kenaikan 16,02 persen, mencapai USD 12,56 miliar. “Penurunan impor tersebut dipengaruhi penurunan impor migas dan non migas masing-masing sebesar USD 658,3 juta dan 1,247 miliar,” sebutnya.

Negara pemasok barang impor terbesar selama Januari 2012 adalah China dengan nilai USD 2,53 miliar atau mencapai 21,88 persen dari total impor, diikuti Jepang USD 1,74 miliar atau 15,06 persen, dan Singapura USD 0,85 miliar (7,3 persen).

Sementara itu, BPS juga melaporkan pada Februari 2012 terjadi inflasi sebesar 0,05 persen. Inflasi di Februari ini merupakan yang terendah sejak 2007. “Memang perubahan harga belum cukup tinggi. Ini dari 2007 inflasi yang terendah,” kata Suryamin. “Pendorong inflasi naik karena harga emas dan perhiasan akibat gejolak perekonomian dunia. Jadi harga emas meningkat,” ungkapnya. (lum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BBM Ancam Inflasi

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler