JAKARTA - Rusaknya beberapa pelabuhan utama di Jepang diprediksi akan menurunkan aktifitas ekspor dari IndonesiaBelum lagi jika zat radioaktif ledakan reaktor nuklir semakin meluas, pemerintah Indonesia bersiap memberlakukan larangan terbang ke negeri itu.
"Sekarang kita masih melakukan koordinasi dengan otoritas penerbangan di Jepang terkait sampai sejauh mana bahayanya kalau maskapai terbang kesana," ujar Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Herry Bakti S Gumay usai penyerahan sertifikat ISO 9001:2008 pada unit pelayanan perizinan angkutan pariwisata kemarin
BACA JUGA: Bank Dunia Naikkan Proyeksi Pertumbuhan RI
Informasi terbaru yang ia peroleh, situasi penerbangan masih terkendali karena jarak antara reaktor yang meledak dengan bandara Narita, Jepang cukup jauh
BACA JUGA: Pemda Dianggap Abaikan Perumahan Warga Miskin
"Yang penting kita harus terus ikuti perkembangan disana," tuturnya.Menurut Herry, radius aman yang ditetapkan pemerintah Jepang hingga saat ini masih cukup jauh dari bandara Narita
BACA JUGA: Demand Apartemen di Surabaya Tinggi
"Kalau menurut pemerintah sana batas amannya sekarang masih 20-30 kilometer," tukasnyaSeperti diberitakan, pemerintah Jepang telah melakukan evakuasi besar-besarn terkait kemungkinan penyebaran zat radioaktif dari reaktor nuklirMenurut pemerintah Jepang radius aman dari PLTN Fukushima adalah 30 kilometerNamun yang terbaru, pakar nuklir RI yang berada di Jepang merekomendasikan agar WNI yang berada pada radius 50 kilometer segera dievakuasi
Deputi Menko Perekonomian Bidang Perindustrian dan Perdagangan, Edy Putra Irawady memperkirakan rusaknya infrastruktur transportasi Jepang bakal mengganggu bisnis ekspor impor"Bayangkan ada sekitar 6-7 ports (pelabuhan) di Jepang yang terkena dampak tsunami ini, yang terbesar Yokohama, bisa bayangkan terganggunya aktivitas bisnis di Jepang," ungkapnya.
Wakil Sekretaris Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Franky Sibarani juga memperkirakan hal yang samaBeberapa sektor industri berbasis ekspor unggulan Indonesia bakal terganggu pascagempa dan tsunami yang melanda Jepang"Dari sisi impor pun akan terpengaruhmisalnya, beberapa pabrik otomotif Jepang tidak beroperasi untuk sementara waktu," terangnya.
Meskipun demikian, dia memperkirakan, dampak yang lebih besar justru akan terjadi penurunan ekspor Indonesia ke JepangHal itu cukup wajar karena transportasi di Jepang yang rusak parahSementara daya beli belum tinggi"Jadi yang diperkirakan ya permintaannya akan menurun, antara lain, tekstil, sepatu, makanan-minuman, dan produk perikanan," lanjutnya.
Menurut dia, hal itu terjadi karena Jepang akan sangat selektif dalam membelanjakan uangnyaMereka akan mengutamakan belanja barang-barang untuk penanganan dan pemulihan bencanaDengan demikian, barang kebutuhan sekunder lain tidak akan menjadi prioritas"Yang diperkirakan naik adalah semen, baja, dan perlengkapan bangunan," jelasnya(wir)
Ekspor Indonesia Ke Jepang
(dalam USD miliar)
Uraian 2007 2008 2009 2010
Migas 10,5 13,9 6,5 9,2
Non Migas 13,0 13,7 11,9 16,4
Sumber : BPS
BACA ARTIKEL LAINNYA... Minyak Bikin Defisit Bengkak
Redaktur : Tim Redaksi