JAKARTA - Awan resesi yang menggelayuti perekonomian global tak mampu meredupkan sinar cerah sektor otomotif Indonesia. Karena itu, meski total ekspor Indonesia menyusut, ekspor otomotif justru melesat.
Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kementerian Perindustrian Budi Darmadi mengatakan, ekspor otomotif Indonesia memang seolah tidak terpengaruh dengan resesi ekonomi global. "Tahun 2012, ekspor CBU (completely built-up atau mobil yang diekspor utuh) menembus 174 ribu unit," ujarnya kepada Jawa Pos saat ditemui di Gedung DPR, Senin (21/1).
Menurut Budi, para produsen Indonesia cerdik membidik pasar-pasar potensial yang tidak terkena imbas parah resesi ekonomi global, sehingga demand atau permintaan di negara-negara tersebut masih tinggi. "Misalnya Afrika Selatan dan Timur Tengah, pasar di sana sangat prospektif," katanya.
Berdasar data yang diperoleh dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), ekspor mobil dalam bentuk CBU sepanjang 2012 tahun lalu mencapai 174.368 unit, naik 38,5 persen dari realisasi ekspor pada 2011 yang sebesar 125.873 unit.
Sementara itu, berdasar data perusahaan konsultan Frost & Sullivan, nilai impor mobil CBU ke Indonesia juga naik signifikan, dari 76.173 unit pada 2011 menjadi 125.873 unit pada 2012. Lonjakan tersebut terjadi seiring dengan pulihnya pasokan mobil dari Thailand setelah sebelumnya menyusut akibat banjir besar yang melanda Negeri Gajah Putih tersebut.
Budi mengatakan, dalam kondisi ekspor secara keseluruhan yang mengalami tekanan, pemerintah memang berharap pada kinerja ekspor otomotif agar tetap bisa positif. "Karena itu, selain penjualan domestik, kami juga mendorong produsen agar juga meningkatkan ekspor," ucapnya.
Dari sisi produsen, Astra yang merupakan raksasa otomotif Indonesia menjadi eksporter terbesar.
Presiden Direktur PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto mengatakan, ekspor mobil produk Toyota dan Daihatsu mencapai kisaran 120.000 unit per tahun. "Pasar ekspornya adalah Timur Tengah, Afrika, dan Jepang," ujarnya.
Saat ini, kapasitas produksi PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) sekitar 155.000 unit mobil per tahun. Dari jumlah tersebut, 50.000 diantaranya diekspor ke berbagai negara Timur Tengah, Afrika serta Jepang. "Adapun untuk Daihatsu, dari produksi 120.000 unit ada 70.000 unit akan diekspor," katanya.
Prijono menyebut, produk otomotif yang diminati pasar ekspor adalah jenis multi purpose vehicle (MPV) dan sport utility vehicle (SUV). Diantaranya adalah Avanza, Innova, Granx Max, Terios, Rush, serta Fortuner. (Owi)
Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kementerian Perindustrian Budi Darmadi mengatakan, ekspor otomotif Indonesia memang seolah tidak terpengaruh dengan resesi ekonomi global. "Tahun 2012, ekspor CBU (completely built-up atau mobil yang diekspor utuh) menembus 174 ribu unit," ujarnya kepada Jawa Pos saat ditemui di Gedung DPR, Senin (21/1).
Menurut Budi, para produsen Indonesia cerdik membidik pasar-pasar potensial yang tidak terkena imbas parah resesi ekonomi global, sehingga demand atau permintaan di negara-negara tersebut masih tinggi. "Misalnya Afrika Selatan dan Timur Tengah, pasar di sana sangat prospektif," katanya.
Berdasar data yang diperoleh dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), ekspor mobil dalam bentuk CBU sepanjang 2012 tahun lalu mencapai 174.368 unit, naik 38,5 persen dari realisasi ekspor pada 2011 yang sebesar 125.873 unit.
Sementara itu, berdasar data perusahaan konsultan Frost & Sullivan, nilai impor mobil CBU ke Indonesia juga naik signifikan, dari 76.173 unit pada 2011 menjadi 125.873 unit pada 2012. Lonjakan tersebut terjadi seiring dengan pulihnya pasokan mobil dari Thailand setelah sebelumnya menyusut akibat banjir besar yang melanda Negeri Gajah Putih tersebut.
Budi mengatakan, dalam kondisi ekspor secara keseluruhan yang mengalami tekanan, pemerintah memang berharap pada kinerja ekspor otomotif agar tetap bisa positif. "Karena itu, selain penjualan domestik, kami juga mendorong produsen agar juga meningkatkan ekspor," ucapnya.
Dari sisi produsen, Astra yang merupakan raksasa otomotif Indonesia menjadi eksporter terbesar.
Presiden Direktur PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto mengatakan, ekspor mobil produk Toyota dan Daihatsu mencapai kisaran 120.000 unit per tahun. "Pasar ekspornya adalah Timur Tengah, Afrika, dan Jepang," ujarnya.
Saat ini, kapasitas produksi PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) sekitar 155.000 unit mobil per tahun. Dari jumlah tersebut, 50.000 diantaranya diekspor ke berbagai negara Timur Tengah, Afrika serta Jepang. "Adapun untuk Daihatsu, dari produksi 120.000 unit ada 70.000 unit akan diekspor," katanya.
Prijono menyebut, produk otomotif yang diminati pasar ekspor adalah jenis multi purpose vehicle (MPV) dan sport utility vehicle (SUV). Diantaranya adalah Avanza, Innova, Granx Max, Terios, Rush, serta Fortuner. (Owi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Target Laba Angkasa Pura II Diturunkan
Redaktur : Tim Redaksi