Direktur Pengamanan Perdagangan Kementerian Perdagangan Ernawati menjelaskan, penyelidikan itu dilakukan sejak 18 Januari dan berakhir pada 29 Juli nanti. Ada 15 poin yang dituduhkan oleh Indonesia. "Kami telah berkoordinasi pihak AS pada 14 Januari lalu," terangnya pada Jawa Pos kemarin.
Selain itu ia telah menghimbau pada eksportir agar bersikap kooperatif dan menaati prosedur yang ditetapkan oleh AS. Saat ini para eksportir telah menyampaikan kuesionir terkait dengan tuduhan yang disampaikan US Internasional Trade Commission (US-ITC).
Rencananya, US-ITC bakal mengumumkan preliminary determination pada 11 Februari nanti. Jika saat itu tidak terbukti maka penyelidikan oleh US-DOC akan dihentikan. Saat ini pihaknya juga sedang menyiapkan dokumen yang diminta oleh US DOC. Diharapkan dokumen-dokumen tersebut bisa menampik tuduhan subsidi udang yang diberikan AS.
Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo membantah tuduhan tersebut. Selama ini yang diberikan bantuan untuk nelayan atau petambak udang berupa program revitalisasi tambak atau PNPM Mandiri. Aspek yang dibantu sebatas melakukan pemberdayaan ekonomi rakyat dari budidaya hingga pengolahan.
"Yang kami berikan bukan subsidi, tapi program untuk menggerakkan dan perberdayaan rakyat. Kalau subsidi kan tujuannya bisa menjual dengan harga di bawah pasar. Harganya dijual seperti harga normal di pasar." ujarnya saat ditemui di kantornya di Jakarta kemarin.
Ia memberi contoh jenis udang Vannamei rata-rata dijual seharga USD 5 ribu per ton. Harga itu sama dengan harga yang diberikan oleh negara lain.
Seperti yang diwartakan sebelumnya, pengusaha udang AS yang tergabung dalam Coalition of Gulf Shrimp Industries (COGSI) menuduh pemerintah Indonesia memberikan subsidi produk udang.
Hal ini terkait harga udang beku di Indonesia yang dijual lebih murah dibanding dengan udang dari negara lainnya. Selain Indonesia, ada beberapa negara yang juga diselidiki. Yaitu, Tiongkok, Ekuador, India, Malaysia, Thailand dan Vietnam. (uma)
Ekspor Udang ke AS
2009 USD 330,2 juta
2010 USD 335,7 juta
2011 USD 515,5 juta
Q3 2012 USD 421,3 juta
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wacana Penyatuan Zona Waktu Dihentikan
Redaktur : Tim Redaksi