Elang Jawa Terancam, Kini Hidup di Gunung Picis

Jumat, 16 Desember 2016 – 14:07 WIB
Elang Jawa. Foto: dok Wikipedia

jpnn.com - PONOROGO - Keberadaan spesies elang jawa di Ponorogo, Jawa Tiimur saat ini sangat memprihatinkan. Jumlahnya tidak lebih dari sepuluh ekor.

Padahal, Ponorogo cukup luas. Apalagi, Bumi Reog -julukan Ponorogo- merupakan salah satu habitat asli nisaetus bartelsi -nama ilmiah elang jawa.

BACA JUGA: Sedang Garap Sungai Malah Temukan Roket, Untung Nggak Meledak

Perburuan liar elang jawa untuk diperjualbelikan menjadi penyebab menurunnya populasi elang berjambul tersebut.

''Yang terdeteksi kami di Ponorogo (khususnya wilayah Cagar Alam Gunung Picis, Desa Gondowido, Ngebel), ada satu kelompok (elang jawa, Red). Terdiri atas dua induk, jantan dan betina, dengan seekor anakan,'' kata Kepala Balai Besar KSDA (Konservasi Sumber Daya Alam) Jatim Ayu Dewi Utari saat pelepasan elang jawa di Desa Gondowido, Ngebel.

BACA JUGA: Haji Kamaludin Dikafani, Dikubur, Ceramah Dari Liang Lahat

Namun, tidak berarti hanya ada tiga ekor elang jawa. Menurut dia, terdapat lima sampai enam ekor elang berjambul di wilayah cagar alam tersebut.

Populasinya cukup memprihatinkan jika dibandingkan dengan Cagar Alam Gunung Picis yang mencapai 27 hektare.

BACA JUGA: Kepala Sekolah Tewas Ditabrak Mobil Dinas Sekda

Sedangkan daya jelajah elang jawa hanya sekitar radius empat kilometer. Idealnya kawasan tersebut dihuni belasan ekor elang jawa.

Harga elang jawa yang cukup mahal menjadi penyebab terus meningkatnya perburuan liar.

''Jika ekosistem dalam radius jelajahnya terjaga, elang jawa tidak akan meninggalkan habitatnya. Dengan begitu, keberadaannya bisa dideteksi secara kasatmata,'' ujarnya.

Ayu menuturkan, elang jawa merupakan salah satu burung predator yang cantik.

Burung tersebut memiliki jambul di kepala dan berbulu merah kecokelatan. Bahkan, warna bulunya tampak keemasan saat terkena sinar matahari.

Ayu menambahkan, kecantikan itu membuat elang menjadi perburuan para kolektor satwa langka. Sebab, permintaan di pasaran cukup tinggi.

Dia mengungkapkan, berdasar informasi yang didapat, jual beli elang jawa lewat internet mencapai seratusan sebulan.

Pihaknya cukup kesulitan mendeteksi aktivitas tersebut. Penyebabnya, jual beli itu dilakukan secara terputus.

''Biasanya elang jawa ditangkap hidup-hidup untuk dijual kepada pencinta satwa liar,'' jelasnya.

Pihaknya, ucap Ayu, melepas satu ekor elang jawa di Cagar Alam Gunung Picis kemarin.

 Tujuannya, menambah populasi burung yang masuk spesies prioritas utama terancam punah tersebut.

Pelesapan dilakukan Bupati Ipong Muchlissoni. Bukan hanya elang, tetapi juga dilepas tiga ekor kijang dan dua ekor merak bantuan Peguyuban Reog Ponorogo yang juga memiliki penangkaran. (agi/irw/c4/diq/flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ajakan Istri yang Ditolak Suami Karena Alasan Lelah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler