JAKARTA - Ketua Umum Partai Golkar (PG) Jusuf Kalla sah-sah saja untuk semakin percaya diri untuk maju sebagai capres dari Golkar sekaligus bersaing dengan Susilo Bambang Yudhoyono berebut kursi RI 1Pasalnya, hasil survey terakhir dari Reform Institute justru mengungkap tingkat keterpilihan (elektabilitas) Jusuf Kalla menanjak setelah menyatakan diri bakal berpisah dari SBY.
Peneliti Reform Institute, Kholid Novianto saat memaparkan hasil survey Reform Institute di Jakarta, Kamis (19/3) mengatakan, survey dilakukan mulai 28 Februari hingga 13 Maret 2009
BACA JUGA: Syahrial Oesman Masuk Daftar Cekal Imigrasi
Jumlah responden sebanyak 2.519 dengan model pertanyaan terbukaBerdasarkan hasil tersebut, elektabilitas Jusuf Kalla memang baru mencapai angka 4,29 persen
BACA JUGA: Abdul Ralat Hotel, Rama Ogah Berkomentar
Namun angka itu naik hampir tiga kali lipat dibanding survey Reform Institute sebelumnya yang dilakukan pada November 2008Namun dari survey terakhir Reform Institute, elektabilitas JK menanjak menjadi 4,29 persen
BACA JUGA: AHD Ralat Lokasi Pertemuan
Meski demikian, angka yang diraih politisi asal Sulawesi Selatan tetap saja berada di bawah SBY (46,49 persen), Megawati Soekarnoputri (13,06 persen), Prabowo (6,75 persen), dan Sri Sultan Hamengkubuwono X (4,53 persen)Menurut Kholid, naiknya elektabilias JK itu tak lepas dari keputusannya untuk maju menjadi capres sekaligus mengakhiri duetnya dengan SBY“Keputusan JK telah mengubah peta kekuatan elektabilitas nama-nama capres yang populer di media massa,” ulasnya
Namun menurut Kholid, peluang pemilih mengubah pilihannya masih tetap terbuka lebarMerujuk pada hasil survey, Kholid mengatakan bahwa setiap capres memiliki peluang yang hampir sama“Karena persentase rakyat yang masih bisa mengubah pilihannya juga masih tinggiHanya 45,09 persen responden yang sudah menetapkan pilihannya walaupun pilpres masih lima bulan lagi, sedangkan 53,7 persen responden menyatakan masih bisa mengubah capres pilihannya,” tandas Kholid
Demokrat Dominan Di Pemilu Legislatif
Sayangnya, naiknya elektabilitas Golkar itu tak diikuti elektabilitas partai yang dipimpinyaJustru Partai Demokrat dari hasil survey Reform Institute itu bakal menjadi pemenang pemilu legislatif 2009.
Kholid memaparkan, Partai Demokrat menjadi partai tertinggi pilihan dengan elektabilitas 25,05 persenPosisi ini baru diikuti PDIP di urutan kedua dengan 15,01 persenSelanjutnya adalah Partai Golkar (14,49 persen), PKS (6,43 persen), Gerindra (6,23 persen), PAN (4,05 persen), PKB (3,73 persen), dan PPP (2,82 persen)
Sama halnya dengan pilihan responden terhadap sosok capres, pemilih pada pemilu legislative juga masih berpeluang mengubah pilihannyaMenurut Kholid, sebagian besar responden (60,98 persen) ternyata masih belum menentukan caleg siapa yang hendak mereka pilih.
Yang menarik, angka Golput Pemilu 2009 nanti diperkirakan hanya 14,53 persen“Bahkan sebanyak 14,53 persen responden menyatakan golput atau tidak memilihArtinya, 85,47 persen menyatakan akan ikut memilihHasil ini tidak seperti diduga banyak kalanganPemilu legislatif yang akan digelar 9 April ternyata disambut antusias responden," pungkasnya.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pilih Caleg Yang Antikorupsi
Redaktur : Tim Redaksi