Elektabilitas Jokowi Lebih Rendah Dibanding SBY

Saat Hendak Maju Lagi di Pilpres

Kamis, 14 September 2017 – 08:21 WIB
SBY pidato di pembukaan Rakernas Partai Demokrat di Mataram, NTB, kemarin (8/5). Foto: Panitia Rakernas Demokrat untuk Lombok Post

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan menilai wajar hasil survei dari CSIS menunjukkan elektabilitas Jokowi mencapai 50,9 persen.

Menurut dia, capres petahana memang memiliki elektabilitas yang cenderung lebih tinggi dibanding yang lain.

BACA JUGA: Sekjen Gerindra Santai Tanggapi Survei CSIS

”Iya biasanya memang incumbent trennya kemungkinan gampang untuk naik dan gampang untuk turun. Jika kinerjanya, responnya kurang bagus dia akan turun lagi,” ungkapnya kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu (13/9).

Dia menuturkan, kinerja petahana itu lebih mudah untuk dideteksi karena ada parameter yang bisa dinilai.

BACA JUGA: Gerindra Sebut Survei CSIS Cuma Untuk Hibur Jokowi

Namun, hal itu tak bisa memastikan apakah kenaikan elektabilitas Jokowi tersebut bisa mengamankan kemenangan di Pilpres 2019.

Dia membandingkan elektabilitas Jokowi dengan elektabilitas SBY saat hendak maju di periode kedua.

BACA JUGA: Rajai Survei, PDIP Genjot Peningkatan Kinerja Partai

Menurut dia, jika elektabilitas sebelum masa kampanye di atas 60 persen maka kemungkinan menang lagi besar. Namun, jika di bawah 60 persen, maka sulit untuk menjamin kemenangan dua periode.

”Kita lihat saja nanti hasil surveinya. Waktu SBY, kala itu elektabilitasnya sampai 60 persen. Pada dasarnya kalau 60 persen kemungkinan bisa terpilih lagi. Tetapi kalau dibawah 60 persen agak rendah,” ujarnya, seperti diberitakan Indopos (Jawa Pos Group)

Lebih lanjut, anggota Komisi I DPR itu memprediksi, elektabilitas Jokowi bisa turun karena penilaian masyarakat atas kinerjanya.

”Itu tergantung kinerjanya. Kalau kinerjanya bagus naik. Tapi kalau kurang bisa juga turun,” tandasnya. (aen)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kepuasan Publik Tinggi, Elektabilitas Jokowi tak Tertandingi


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler