Elektabilitas Prabowo Naik

Sabtu, 03 Agustus 2013 – 04:05 WIB

JAKARTA - Kalau pemilihan presiden (pilpres)  digelar hari ini, maka Prabowo Subianto kemungkinan besar akan terpilih sebagai presiden ke-7 RI. Sebab Prabowo memiliki tingkat keterpilihan 27,4 persen. Angka ini jauh mengungguli Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri yang hanya meraup 12,7 persen suara.
Berikutnya Jokowi meraih 11,3 persen.  
    
Begitu hasil survei terbaru lembaga Focus Survei Indonesia (FSI) yang diumumkan di Jakarta, Jumat (2/8). Yang ironis, dari hasil survei itu, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical alias ARB yang sangat intensif mencitrakan dirinya setiap 10 menit di beberapa stasiun televisi miliknya, ternyata hanya menduduki posisi ke enam karena hanya mendapat suara 4,9 persen.
    
”Kami menggelar survei selama 18 hari mulai 10 hingga 28 Juli lalu dengan menggunakan 10 ribu sampel,” kata Direktur FSI Nelly Rosa Juliana. FSI menggunakan pendekatan metode deskriptif kualitatif. Yaitu metode penelitian dengan membuat gambaran (deskripsi) mengenai situasi atau kejadian terkini hingga 1 tahun ke belakang.
    
”Survei ini kami lakukan di  22 provinsi yang di dalamnya termasuk 200 kabupaten dan kota, 420 kecamatan dan 5.000 kelurahan atau desa yang terdistribusi secara proporsional,” kata Nelly.
    
Dengan jumlah sampel 10 ribu, kata Nelly, maka toleransi kesalahan (margin of eror) 2,5 persen, kualitas kontrol 42 persen dan tingkat kepercayaan 98 persen.  Dalam peneltian, ada 20 tokoh yang disodorkan kepada para responden untuk dipilih sebagai presiden RI.
     
”Prabowo dianggap sosok yang mampu menyelesaikan masalah pemerintahan, sosial ekonomi, hukum dan keamanan. Mereka beranggapan Prabowo tegas, berani, dan pintar,” ujar Nelly.
    
Sedangkan Megawati dinilai sebagai sosok yang nasionalis karena yang bersangkutan putri Bung Karno yang diharapkan mampu mengembalikan kejayaan bangsa. ”Kalau Jokowi, sebagian besar responden menyatakan tugasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta yang masih dilanda berbagai masalah. Mereka ingin Jakarta di bawah Jokowi tidak banjir lagi, tidak macet lagi, tertib dan aman,” terang Nelly.
    
Ketua Umum Partai Hanura Wiranto yang posisinya   8,4 persen, menurut Nelly, karena faktor Harry Tanoe. Bos media MNC Grup itu membuat persentase suara Hanura melonjak jauh. Hal itu lantaran sosok Wiranto-Harry Tanoe yang intesintasnya begitu tinggi tampil di stasiun televisi milik Harry Tanoe seperti RCTI, Global TV, dan MNC TV.  
    
Aburizal Bakrie yang hanya mendapat 4,9 persen, menurut survei,  lantaran kasus lumpur Lapindo. Kasus lumpur Lapindo itu dianggap   menyengsarakan ratusan ribu rakyat Sidoarjo hingga kini tak ada pertanggungjawaban hokum  dari perusahaan milik Ical, maupun Ical sendiri.      
    
Sementara 13 tokoh lain yang berbagi suara sisa adalah Ani Yudhoyono, Sri Mulyani, Wagub DKI Basuki Cahya alias Ahok, Jusuf Kalla, Sultan HB X, Sutiyoso, Din Syamsuddin, Yusil Ihza Mehendra, Surya Paloh, Marzuki Alie, Mahfud MD, Pramono Edhie Wibowo, serta Gita Wirjawan.   ”Mereka berbagi suara rata-rata 2 persen dan 3 persen,” jelas Nelly.
    
Selain  survei soal elektabilitas capres, FSI   juga menggelar survei terhadap 12 parpol peserta Pemilu 2014. Dalam survei itu, para responden ditanyakan parpol mana yang mereka pilih kalau pemilu legislatif (pileg) dilakukan hari ini. Jawabannya agak mencengangkan, sebab seiring dengan Prabowo yang mendapat suara terbanyak dalam survei itu, Gerindra pun menduduki urutan pertama  dengan raupan suara 21,2 persen.
    
Hal mengejutkan lainnya, ada 3 parpol yang tak lolos ke DPR RI karena raupan suaranya tak memenuhi syarat parliamentary threshold 3,5 persen. Ketiga parpol itu adalah PKS (2,9 persen), PKPI (1,6 persen), dan Partai Bulan Bintang (PBB) yang hanya mendapat 1,3 persen suara. (ind)

BACA JUGA: DPR Janji Hormati Pilihan SBY Soal Pengganti Timur

BACA ARTIKEL LAINNYA... Harapan Pada Wakapolri Baru


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler