Elite Bertikai, Akar Rumput Nihil Gesekan

Sabtu, 14 Juni 2014 – 06:14 WIB

jpnn.com - JAKARTA – Kerasnya persaingan menggalang dukungan pada Pilpres 2014 dinilai Panglima TNI Jenderal Moeldoko tidak terlalu berpengaruh terhadap tingkat kerawanan keamanan. Hasil evaluasi terakhir TNI kemarin menunjukkan, tingkat kerawanan pada pilpres kali ini tidak begitu besar. Terlebih, jika dibandingkan dengan pileg 9 April lalu.

Moeldoko menuturkan, pihaknya mengumpulkan seluruh Pangkotama se-Indonesia. Salah satu tujuannya adalah meng-update potensi kerawanan pilpres di daerah. Dia mendapat laporan tentang perkembangan di seluruh wilayah teritorial dari para Pangkotama dan hasilnya cenderung positif.

BACA JUGA: Bawaslu Akhiri Pengusutan Pertemuan Menteng

’’Seluruh panglima (Pangkotama) menyatakan, sampai saat ini tidak ada gesekan antar pendukung di level akar rumput atau grass root,’’ ujarnya setelah pertemuan dengan seluruh Pangkotama, Jumat (13/6). Yang ada justru pertikaian di level elite politik. Namun, pertikaian di level elite separah apa pun, menurut Moeldoko, tidak perlu dikhawatirkan.

Sejumlah daerah yang selama ini memang rawan, seperti Poso ataupun Papua, sudah diberi treatment khusus. Dalam hal keamanan, polisi dinilai masih mampu mengatasi kondisi yang ada. Meski begitu, lanjut Moeldoko, prajuritnya siap dikerahkan sewaktu-waktu untuk diperbantukan di mana pun jika diminta oleh polisi.

BACA JUGA: Jokowi-JK Diyakini Mengerti Petani

TNI juga telah menyiapkan langkah antisipasi hingga level kontinjensi. Pihaknya telah mengecek kesiapan masing-masing teritori dalam hal renkon. ’’Renkon selalu di-update, disesuaikan, dan dilatih. Bagaimana bentuk renkon-nya tidak perlu disebutkan,’’ lanjutnya. Masing-masing wilayah memiliki spesifikasi sendiri.

Doktor ilmu administrasi Universitas Indonesia itu meyakinkan publik bahwa pilpres kali ini bakal berlangsung aman dan lancar. Moeldoko meminta masyarakat tidak peduli dengan konflik di wilayah elite. Apa pun konflik elite politik yang disajikan media massa dipastikan tidak berpengaruh terhadap grass root.

BACA JUGA: Kivlan: Prabowo Tak Pernah 1,5 Tahun 3 Kali Naik Pangkat

Sementara itu, menjelang momen akbar yang kurang dari satu bulan itu, polisi terus memperketat pengamanan di sejumlah wilayah yang berpotensi terjadi konflik. Namun, wilayah-wilayah rawan konflik tersebut ditengarai lebih terpusat di kota-kota besar. Hal itu diungkapkan Kapolri Sutarman saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan.

”Potensi konfliknya ada di kota besar seperti Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Tapi kalau di daerah, mudah-mudahan tidak. Kalau pileg (pemilu legislatif), di daerah-daerah lebih rawan,” papar Sutarman.

Dia memaparkan, di kota-kota besar justru terdapat banyak pendukung fanatik pasangan capres-cawapres. Untuk itu, pihaknya melakukan sejumlah persiapan pengamanan di kota-kota metropolitan seperti Jakarta.

”Sudah kita siapkan dari pengamanan seluruh tahap, distribusi, pencetakan logistik pemilu, hingga pendistribusian ke TPS. Pengalaman yang lalu, terjadi kecelakaan pengiriman logistik tanpa pengawalan di Cianjur dan Aceh. Itu tidak boleh terulang. Kita kawal semua,” paparnya.

Mantan Kabareskrim itu menegaskan, pihaknya tetap mengamankan sejumlah TPS di daerah yang dinilai rawan konflik. Di antaranya, wilayah Poso, Aceh, dan Papua. ”Kita tetap ada klasifikasi TPS. Ada kategori aman, TPS rawan 1, dan rawan 2. Untuk daerah-daerah yang rawan, ada pengamanan lebih,” katanya. (byu/ken/c6)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Antusias Dukung Jokowi-JK, Pelajar NU Janjikan Jutaan Suara


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler