jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Arief Poyuono mengklaim data C1 Pilpres yang masuk dan telah dihitung kubu Prabowo Subianto - Sandiaga Uno mencapai 600 ribu.
Dari keterangan Arief yang diterima JPNN.com, hasilnya cukup mengejutkan. Sebab, dia menyatakan tidak ada perubahan signifikan untuk kemenangan paslon 02 sebagaimana telah dideklarasikan.
BACA JUGA: Viral Video Massa Bakal Hancurkan Jakarta, Ini Faktanya
"Real count dengan jumlah C1 yang Sudah kami kumpulkan hingga mencapai 600 ribu lebih, tidak ada pergeseran yang signifikan yaitu Prabowo - Sandi tetap di angka 62 persen dan Joko Widodo - Maruf Amin 38 persen," ucap Arief, Jumat (19/4).
BACA JUGA: Jika Prabowo Menang, Siapa yang akan Bertanggung Jawab Atas Quick Count?
BACA JUGA: FKMNU: Semoga Jokowi - Kiai Maâruf Bawa Indonesia Kian Sejahtera
Untuk itu dia mengajak para pendukung Jokowi - Amin kembali bersatu membangun negeri, sebab, Prabowo -Sandiaga akan menjadi Presiden dan Wakil Presiden semua elemen bangsa.
Arief juga mengingatkan jangan sampai ada KPU di daerah yang melakukan kecurangan dengan mengubah perolehan suara Prabowo - Sandi pada dokumen C1 yang di-upload ke server KPU. Sebab, hal iru bisa menimbulkan kekacauan.
BACA JUGA: Pak Prabowo Sangat Percaya Quick Count ketika Anies-Sandi Menang Pilkada DKI
"KPU pusat, dan Bawaslu seluruh Indonesia harus bena- benar mengawasi penghitungan suara manual dengan saksama agar tidak ada kecurangan nantinya," tegas Arief.
BACA JUGA: Fadli Zon Beri Contoh Dugaan Kecurangan Input Data KPU
Ditanya apakah data 600 ribu C1 yang telah dikantongi BPN itu bisa dibuka ke publik? Arief menegaskan mereka sangat siap untuk memaparkannya ke publik kapan pun diperlukan.
"Paling siap kami. Memangnya quick count lembaga survei bayaran enggak berani buka data sample-nya," tandas Arief. (fat/jpnn)
Simak Video Pilihan Redaksi:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Prabowo: Gerakan Tahun Ini Mungkin akan Disebut Revolusi Emak-emak
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam