Elpiji 3 Kg Langka, Ada Mafia?

Senin, 26 September 2016 – 00:33 WIB
Elpiji 3 Kg langka. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - NANGGALO – Sudah sejak Juli terjadi kelangkaan elpiji 3 kilogram  di Kota Padang, Sumbar.

Kalaupun ada, harga naik sekitar Rp 20 ribu sampai Rp 24 per tabung. 

BACA JUGA: Pusing Pikirkan Gaji PNS, Undangan Rapat dari Jakarta Banyak Banget

Padahal harga normal sesui harga eceran tertinggi (HET) elpiji 3 kg hanya Rp 17 ribu per tabung. Ini sudah terjadi beberapa pekan ini.  

Pantauan Padang Ekspres (Jawa Pos Group), di sejumlah pengecer, agen dan pangkalan, stok elpiji 3 kg nyaris kosong. 

BACA JUGA: Longsor Timbun Rumah Warga, Innalillahi

Kalau pun ada langsung diserbu warga sehingga beberapa jam saja gas elpiji sudah habis terjual. 

Yusdaimar, warga Lubukbuaya mengaku sudah berputar-putar mencari gas di kedai-kedai yang biasa menjual gas, namun stok kosong. 

BACA JUGA: Kepriben Kiye, Masih Banyak Warga Brebes BAB Sembarangan

Tulisan “Gas Kosong” yang ditempel di atas tumpukan tabung gas.

“Tadi cari di pangkalan dekat SPBU, dekat kantor Padang Ekspres dan beberapa kedai yang biasa menjual gas, namun tidak dapat. Akhirnya dapat di Kompleks Mutiara Putih, Kelurahan Batang Kabung Ganting,” ujar perempuan yang berprofesi sebagai guru ini. 

Menurut dia, kelangkaan gas ini sudah terjadi sejak bulan Juli. Pengelola pangkalan gas mengatakan kepadanya bahwa pasokan dari Pertamina tidak lancar seperti biasanya. 

“Kata orang pangkalan, biasanya stok gas datang dua kali seminggu, sekarang cuma sekali,” ujarnya.

Devi, warga Kompleks Rahaka Permai, Kecamatan Kototangah mengatakan, akibat langkanya elpiji 3 kg, harga pun naik. 

“Biasanya paling mahal Rp 20 ribu per tabung, sekarang mencapai Rp 23 ribu per tabung,” ujar warga yang sehari-hari berjualan makanan ini. 

 “Pangkalan tetap menjual Rp 17 ribu, ada juga yang Rp 18 ribu. Namun kalau di kedai Rp 20 ribu,” kata Yanti, warga Kuranji.

Hendri warga Kuranji mengatakan, ada indikasi elpiji 3 kg dijual ke luar daerah. “Mungkin dibawa keluar daerah, sebab Pertamina mengatakan pasokan untuk Padang tetap sama,” katanya.

Indra, warga Kalumbuk Kuranji menilai, permainan bukan di tingkat agen. “Kata agen tak mungkin mereka menahan stok, apalagi jika gas ditumpuk lama-lama rentan meledak,” katanya. 

Tiap beli elpiji 3 kg Indra untung saja punya teman agen yang melepas stok kepada orang-orang terdekatnya jika elpiji 3 kg langka. Itu pun harganya jauh di atas HET. “Gas dapat tapi harga tetap mahal,” katanya.

Doni, 45, warga Aircamar mengaku kalang kabut mencari elpiji 3 kg karena tidak ada stok di beberapa pangkalan. 

“Saya sudah mencari ke mana-mana setiap pengecer dan pangkalan kosong. Terpksa saya memakai elpiji 18 kg seharga Rp 139 ribu per tabung,” katanya kepada Padang Ekspres, Sabtu. (24/9).

Dia berharap masalah kelangkaan elpiji 3 kg agar cepat dicarikan solusinya. 

 “Saya sudah berkeliling mencari elpiji 3 kg di setiap pengecer tapi  semua stoknya habis, kalau pindah ke elpiji 18 Kg harganya mahal,” ujar Wardi, 38, penjual gorengan di Aiepacah.

”Kelangkaan elpiji 3 kg sudah terjadi jelang Idul Fitri lalu,” kata Hermawati, 48,  pengecer elpiji 3 kg. 

Dia menuturkan, dalam satu Minggu hanya mendapatkan dua kali pengiriman dari pangkalan dengan jatah 20 tabung satu kali pengiriman. 

”Tiap hari orang dari pengkalan selalu mencek apakah gas sudah habis atau belum,” katanya.

Usai Hari Raya Idul Adha,  lanjutnya, baru dua kali pangkalan memasok elpiji sebanyak 20 tabung, baru beberapa jam saja sudah habis diserbu pembeli. 

“Sekarang stok elpiji di kedai saya sedang kosong, penyebabnya saya tidak tahu,” akunya.

Khairunas, 46, pengecer elpiji di kawasan Airmati menuturkan, selama ini pasokan elpiji lancar-lancar saja. Namun jumlahnya dikurangi, biasanya 24 tabung  sekarang 20 tabung. 

“Pihak pangkalan datang memasok gas dua kali dalam seminggu dengan jumlah 20 tabung, sebelumnya 24 tabung,” katanya.

Warga berharap Pemko Padang, Pertamina dan kepolisian menelusuri kelangkaan gas ini. Diduga ada mafia yang bermain dengan cara memperjualbelikan gas bersubsidi ini menjadi tidak subsidi.

“Bisa jadi gas 3 kg ini dimasukkan ke tabung 12 kg, harganya kan jauh beda sekarang,” ujar Ilham, warga Perumnas Belimbing.

Menurut dia, jika Pertamina mengklaim pasokan lancar, penegak hukum harusnya sudah mengendus adanya permainan. 

“Kalau pasokan lancar berarti kan ada permainan, ini harus diselidiki,” ujarnya. 

Kapolresta Padang, Kombes Pol Chairul Aziz mengatakan, pihaknya belum ada menerima laporan terkait hal ini. 

Namun, menyikapi kemungkinan ini, pihaknya akan menurunkan tim untuk melakukan penyelidikan.

“Terima kasih infonya, kami akan melakukan penyelidikan terkait hal ini,” ujarnya. (w/eni/adi/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Aksi Forbali Diprotes Mahasiswa Unud


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler