PALOPO - Penyebab kelangkaan elpiji tiga kilogram mulai terungkap. Jajaran Polres Palopo berhasil mengamankan 500-an tabung asal Kota Makassar yang diduga sengaja diselundupkan.
Tabung tersebut ditimbun pada salah satu agen di Kota Palopo. Dugaan penimbunan ini sudah diketahui polisi. Sekarang tabung-tabung tersebut telah dipasangi police line di gudang milik PT Asharat, Jalan Durian, Kota Palopo.
Tabung elpiji tiga kilogram itu bersegel warna putih. Diduga tabung itu diselundupkan dari Makassar untuk kemudian di perjualbelikan di Luwu Raya dengan harga yang melambung akibat kelangkaan belakangan ini.
Kasat Reskrim Polres Palopo, AKP Amos Bija menyebutkan bahwa pihaknya masih melakukan penyelidikan atas kasus tersebut. "Untuk sementara kami akan cek dokumennya yang akan dibawa pemiliknya dari Makassar," tandas Amos Bija.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperindag Palopo, Nurpati menyebutkan bahwa 500-an tabung itu memang disuplai dari Makassar. Hal itu bisa dibuktikan dengan segelnya yang berwarna putih. Berbeda dengan keluaran SPBE Mancani, Kota Palopo yang menggunakan segel berwarna biru.
"Indikasinya sangat jelas dengan bukti segelnya. Kami minta polisi mengamankan untuk sementara sembari kita tunggu pemiliknya untuk dimintai izin perdagangannya dari Makassar," tutur Nurpati.
Menurut Nurpati, perdagangan bahan bakar bersubsidi lintas daerah seperti tabung elpiji tiga kilogram harus melalui perizinan pemerintah daerah asalnya. "Ulah seperti ini tidak boleh dibiarkan. Polisi harus memprosesnya biar jadi pelajaran bagi yang lain," tegasnya.
Hal senada dikatakan Ketua Komisi III DPRD Kota Palopo, Alfri Jamil. Katanya, penemuan tabung asal Kota Makassar itu harus ditangani serius jajaran Polres Palopo. Sebab ulah seperti ini mengakibatkan kelangkaan di masyarakat.
"Kami desak polisi dan Koperindag mengusut tuntas penemuan ini," desak Alfri ketika turun meninjau ke lokasi penimbunan elpiji tiga kilogram tersebut.
Alfri juga menyebutkan bahwa indikasi telah terjadi penimbunan di lapangan diperkuat dengan tidak hadirnya sejumlah agen dan pihak SPBE saat dipanggil rapat dengar pendapat di DPRD. "Kami juga heran mereka tidak hadir, padahal sudah disurati," sebut Alfri.
Pimpinan Agen PT Asharat, Herson ketika hendak dikonfirmasi via telepon selulernya belum bisa diambil keterangannya. Nomor teleponnya yang dihubungi tidak diangkat meski tersambung.
Demikian halnya dengan karyawannya di gudang tempat 500-an elpiji tersebut ditemukan. Para karyawan enggan berkomentar lebih jauh. "Maaf, saya tidak berani," kata seorang karyawan wanita.(fajar)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bupati-KPU MTB Dicurigai Main Mata Soal Dana Pilkada
Redaktur : Tim Redaksi