jpnn.com - MOSKOW - Rusia tidak ingin tinggal diam menerima sanksi dari negara-negara barat. Moskow melakukan serangan balasan.
Kemarin (7/8) mereka mengumumkan embargo pada sebagian besar produk-produk makanan dan minuman yang diimpor dari negara-negara Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) serta beberapa negara barat lain.
BACA JUGA: Penjara Seumur Hidup untuk Petinggi Khmer Merah
"Rusia akan melakukan embargo penuh pada impor daging sapi, babi, produk-produk buah dan sayur, unggas, ikan, keju, serta produk olahan susu dari negara UE, AS, Australia, Kanada, dan Norwegia," ujar Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev saat mengadakan rapat dengan jajaran petinggi pemerintahan.
Embargo itu berlaku secepatnya dan berlangsung sekitar setahun mendatang. Daftar produk yang dilarang bakal dipampang di website pemerintah. Produk-produk bayi masih boleh masuk.
BACA JUGA: Edward Snowden Bisa Tinggal di Rusia 3 Tahun Lagi
Warga Rusia dapat membeli produk-produk yang dilarang beredar di luar negeri hanya untuk konsumsi pribadi. Jika produk yang dilarang tersebut dijual lagi, ada hukuman berat yang menanti.
Banyak pihak yang memperkirakan bahwa inflasi melambung tinggi saat embargo berlangsung. Tetapi, Medvedev menegaskan bahwa pemerintah akan mencegah melambungnya harga.
BACA JUGA: Hindari ISIS, Sekte Yazidi Terancam Kelaparan dan Dehidrasi
Di sisi lain, itu merupakan peluang emas bagi produsen lokal memasarkan produknya di dalam negeri. Selain embargo produk mamin, Rusia berencana melarang pesawat komersial milik UE dan AS melintasi wilayah udara mereka. Biasanya pesawat komersial dengan rute penerbangan Asia-Eropa selalu melewati wilayah udara Rusia.
Medvedev telah menginstruksikan pejabat transportasi di Rusia untuk menyusun rencana blokade udara tersebut. Jika rencana itu benar-benar dijalankan, pesawat-pesawat komersial tersebut harus berjalan memutar dan menghabiskan biaya yang jauh lebih mahal. Yaitu, USD 30 ribu per penerbangan. (AFP/Aviation International News/sha/c14/tia)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hormati Korban MH17, Australia Gelar Berkabung Nasional
Redaktur : Tim Redaksi