JAKARTA - Politisi PDI Perjuangan, Emir Moeis, mengaku bingung tentang asal-usul Travel Cek (TC) Bank International Indonesia (BII) yang pernah diterimanya usai pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (DGS-BI) pada Juni 2004. Emir meyakini TC itu memang terkait dengan pemilihan DGS BI.
Hanya saja yang masih membuat Emir bingung adalah asal TC itu. Pada persidangan atas Nunun Nurbaetie di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (21/3), politisi berbadan tambun itu mengaku pernah menerima beberapa lembar travel cek BII dari Dudhie Makmun Murod.
Namun Emir mengaku tak mau menerimanya. "Saya dibagikan juga, tapi menolak untuk menerimanya. Karena saya waktu itu punya persepsi, habis kegiatan bagi-bagi. Saya berpikir itu berkaitan dengan kegiatan pemilihan DGS BI," ucapnya.
Akhirnya cek itu diserahkan Emir ke Sekretaris FPDIP DPR, Panda Nababan. "Pan (Panda Nababan), gue gak mau nih terima uang dari Miranda," ucap Emir.
Namun Panda justru bertanya balik. "Tahu dari mana ni uang Miranda." kata Emir menirukan Panda.
Akhirnya Emir kembali menerima empat lembar cek BII senilai Rp 200 juta dari Panda. "Saat itu Panda bilang dari bantuan partai," urainya.
Namun tetap saja Emir masih bingung soal asal travel cek. "Saya ga tahu sumbernya travel cek. Saat itu saya tidak tahu sumbernya dari mana. Pak panda bilang siapa yang bilang ini duit Miranda. Makanya saya bingung. Sampai hari ini pun terus terang saya masih enggak tahu," ucapnya.
Seperti diketahui, Nunun didakwa memberi travel cek ke politisi Keuangan dan Perbankan DPR periode 1999-2004, terkait pemilihan Miranda Gultom sebagai DGS BI. TC itu dibagi-bagi oleh orang kepercayaan Nunun yang bernama Ari Malangjudo.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Eksekusi Mochtar di LP Sukamiskin
Redaktur : Tim Redaksi