Ditengah upaya Australia memerangi obesitas di kalangan anak-anak, sekelompok peneliti di AS menyarankan penggunaan emoji sebagai cara baru yang efektif dalam mendorong anak-anak untuk mengambil keputusan untuk memilih makanan yang lebih sehat.Data dari Pemerintah Federal mengatakan saat ini 1 dari 4 anak di Australia mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Untuk mengatasi masalah ini Pemerintah Federal Australia sudah menerapkan sejumlah program. Namun baru-baru ini sebuah kajian yang dipublikasikan di journal Appetite menyatakan ‘emolabels’ atau penggunaan emoji seperti yang marak digunakan dalam ber-sms – mampu mendorong anak memilih makanan yang lebih sehat. Kajian ini meneliti pilihan makanan pada anak berusia antara 5 dan 11 tahun, yang telah diberikan penjelasan singkat mengenai makna dari emolabels sebelum diminta memilih 4 makanan dari 2 rak yang disusun seperti di supermarket. Setengah dari 12 item makanan di rak itu diberi label dengan stiker smiley pada makanan yang memiliki kandungan nutrisi baik dan stiker wajah cemberut pada makanan yang tidak begitu sehat, sementara setengah makanan lain di rak dibiarkan tanpa label. Greg Privitera, ketua dalam kajian dan penelitian ini yang sekarang memimpin Pusat Riset Perilaku Sehat, Universitas Phoenix, seperti dikutip dari Harian Washington Post mengatakan "Gagasan yang muncul dibalik kajian ini adalah, mengapa kita tidak melibatkan anak-anak untuk menjadi bagian dari solusi ini?” Dr Privitera mengatakan anak-anak kurang memiliki pengetahuan kesehatan yang digambarkan dalam studi ini sebagai ‘kemampuan untuk memiliki pengetahuan terkait dengan kesehatan yang diperlukan – untuk memilih makanan berdasarkan informasi nutrisinya. Namun demikian dia mengatakan anak-anak bisa memahami ekspresi sejak usia dini. "Anak-anak sangat hebat dalam hal mengenali emosi,” kata Dr Privitera. "sejak usia 6 bulan hingga satu tahun, anak-anak bisa secara akurat menggunakan ekspresi dasar emosi untuk membuat keputusan yang membuat perasaan emosi yang sempurna,” Menurut Washington Post, riset ini menemukan ketika emolabels digunakan, 83 persendari anak-anak menukar salah satu dari makanan pilihan mereka dengan makanan yang sehat. "Hasil ini menunjukan kalau ana-anak menggunakan informasi kesehatan ini untuk memutuskan memilih makanan mereka,” katanya. Pengajar senior Kesehatan Publik di Universitas Wollongong, Bridget Kelly mengatakan kebanyakan riset semacam ini difokuskan pada konsumen dewasa. Meski hasilnya sangat beragam namun terbukti mampu mempengaruhi pembelian produk makanan sehat dengan baik. Karenanya dia mendukung hasil riset koleganya di Amerika Serikat ini. Dan Ia menilai penggunaan emolabels bisa menjadi perpanjangan dari sistem pelabelan makanan dengan menggunakan symbol lampu lalu lintas Merah, Kuning dan Hijau yang sudah diberlakukan di Australia. "Intervensi emoji ini merupakan perpanjangan dari sistem label lampu lalu lintas dan bisa menjadi sesuaty yang dapat dipahami anak,” katanya. Dukungan serupa juga diungkapkan Olaf Werder, pengajar dari Direktur Komunikasi Kesehatan di Universitas Sydney, namun Ia meragukan keefektifan program ini dalam jangka panjang. "Saya meragukan dalam jangka waktu yang lama dari strategi ini pada anak, mereka membuat keputusan hanya karena mereka melihat bentuk wajah tersenyum atau smiley face untuk makanan yang sehat dan dan wajah cemberut untuk makanan yang tidak sehat,” katanya. Namun pengajar senior media digital dari Universitas Deakin, Adam Brown mengatakan penggunaan emoji menawarkan solusi yang sangat baik untuk mengatasi sulitnya melibatkan anak-anak dalam pemilihan makanan yang sehat. "Memang ini tidak akan langsung menyelesaikan masalah, tapi jika kita bisa menemukan cara untuk melibatkan anak muda, terutama mengingat saat ini kita menghadapi banyak sejali isu kesehatan, maka ini bisa menjadi salah satu strategi yang perlu dimanfaatkan,’ katanya. Dr Kelly mengatakan obesitas di masa kecil membutuhkan penanganan yang mencakup berbagai tahapan tapi riset mengenai bagaimana mengkomunikasikan perilaku makan yang baik pada anak-anak merupakan salah satu bagian penting untuk menyelesaikan teka teki atau puzzle dari masalah tersebut.
BACA JUGA: Akademisi Oxford Kritik Rendahnya Tingkat Melek Huruf Anak di Australia
BACA ARTIKEL LAINNYA... Usai Tembak Warga, Pria Bersenjata Sembunyi di Sebuah Perkantoran di Sydney