Empat Bersaudara Tenggelam di Laut

Senin, 18 Februari 2013 – 07:58 WIB
INSIDEN kecelakaan kapal nelayan Kota Tegal tenggelam di laut kembali terulang. Kecelakaan kali ini dialami KM Mapan Harapan milik Hj Dailah warga Muarareja Tegal Barat di perairan Losari Brebes.

Kapal naas yang dinahkodai Daryono (37) warga Jalan Brawijaya, Muarareja, Tegal Barat, mengangkut 3 orang yang masih satu keluarga atau bersaudara. Di antaranya Suhari (50), Suwito (30) dan Agus Isnaeni (19), semuanya warga Muarareja, Tegal Barat. Beruntung keempat awak kapal selamat dan sekarang dirawat di RSUI Harapan Anda Kota Tegal.

Namun demikian, kondisi awak kapal KM Mapan Harapan itu cukup memprihatinkan. Bahkan sang nahkoda kritis. Karena keempatnya sempat mengapung di tengah laut selama satu hari dua malam dan terseret gelombang hingga di perairan Wonokerto, Wiradesa, Pekalongan. Merekla terselematkan lantaran ditolong oleh kapal nelayan penangkap cumi-cumi dari Jakarta.

Menurut salah satu korban, Suhari (50), saat ditemui di Ruang Anyelir RSUI Harapan Anda, Minggu (17/2). KM Mapan Harapan berangkat dari Muarareja Kamis (14/2) pukul 05.00 atau sehabis Subuh, menuju perairan Losari Brebes. Perjalanan yang ditempuh kurang lebih 3 jam dan langsung menebar jaring di perairan dimaksud.

"Setelah jaring ditebar dan akan diangkat kembali sekitar pukul 21.00, tiba-tiba datang ombak besar dan angin kencang. Dan tidak tahu kenapa, bagian belakang kapal terisi air laut dan dalam hitungan menit kapal langsung tenggelam," ujarnya terbata-bata lantaran mulutnya kaku usai terapung dilaut.

Lebih jauh diceritakan, sebelum kapal seluruhnya tenggelam, dia sempat mengambil dua buah jerigen, untuk pelampung. Satu jerigen digunakan untuk dua orang. Namun salah satu jerigen bocor dan terisi air, sehingga tenggelam. Karenanya keempat awak kapal KM Mapan Harapan hanya bertahan menggunakan satu jerigen.

"Sejak kejadian kapal tenggelam pukul 21.00 Kamis malam sampai dengan Sabtu (16/2) pagi, saya dan tiga saudara saya terbawa gelombang entah kemana. Sementara kondisi Daryono, sudah tidak sadarkan diri dan lepas dari jerigen berulang-ulang. Namun kami berhasil menariknya kembali dan diletakan diatas jerigen."

Sekitar pukul 07.00 dia dan ketiga awak kapal melihat ada kapal nelayan lain. Saat itu juga, Agus Isnaeni berrenang mengejar kapal tersebut dan meminta pertolongan. "Kami pun ditolong dan dibawa ke daratan yang ternyata di Wonokerto, Wiradesa, Pekalongan.

Akibat terrendam dilaut selama dua malam satu hari, mulut Suhari kaku dan sulit untuk bicara. Bahkan untuk menelan bubur yang diberioleh rumah sakit pun tenggorokannya terasa sakit. Selain itu kulit dibagian dagunya juga mengelupas.

Sementara itu adik Daryono, Sudarwo (35) menguraikan, keluarga menerima kabar tenggelamnya KM Mapan Harapan dari temannya yang menerima kontak radio dari kapal yang menolong ABK yang masih satu keluarga tersebut. Mendengar kabar buruk itu, dia dan keluarganya langsung meluncur ke Pekalongan.

Sesampainya dilokasi, keempat korban tenggelamnya KM Mapan Harapan langsung dibawa ke RSUI Harapan Anda. "Para korban masuk ke RSUI Harapan Anda, Sabtu sore sekitar pukul 16.00. Saat itu kondisi Daryono kritis dan tidak sadarkan diri. Setelah mendapatkan perawatan dari rumah sakit, Minggu (17/2) dini hari Daryono sadar. Demikian pula dengan ketiga ABK lainnya, kondisi kesehatannya mulai pulih," ungkapnya.

Menurutnya, KM Mapan Harapan merupakan kapal milik saudaranya. Biasanya operasinya hanya sehari. Maksudnya berangkat pagi dan sorenya pulang. Namun waktu berangkat Kamis lalu, rencananya akan berlayar dua hari di perairan Losari Brebes.

"Kami sangat bersyukur semua anggota kelurga yang berada di KM Mapan Harapan bisa terselamatkan. Untuk bangkai kapal sendiri tidak terselamatkan, lantaran sudah tenggelam hingga dasar lautan," pungkasnya. (adi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tim Gabungan Gagalkan Penyelundupan Sabu-sabu

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler