BATAM - Empat bocah warga Kampung Durian RT01 RW 06, Seipanas, ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan di dalam mobil sedan Subaru warna hitam BP 13006 XS yang terparkir di depan bengkel General Automotive Pasar Cik Puan, Kamis (28/2) sekitar pukul 17.30 WIB.
Jasad Maria Yelson Fenge (6), Kosmas Ferson Farerra (4), Wihelmus Rudi Farera (3) dan Aprillius Ama Maelo (5) bertumpuk dalam posisi telungkup di jok belakang mobil mangkrak itu. Wajah serta tubuh mereka terlihat mulai membengkak dan membusuk. Pakaian yang sebelumnya mereka kenakan, terserak di dalam mobil.
Tubuh kaku keempat bocah tersebut pertama kali ditemukan pekerja bengkel General Automotive. "Awalnya tercium bau tak sedap," kata Yulius, paman salah satu bocah nahas itu.
Setelah dicari sumber bau tersebut, ternyata berasal dari sebuah mobil Subaru yang sudah tiga tahun rusak dan diparkir di depan bengkel itu. Dari balik kaca mobil yang gelap tersebut, pekerja bengkel melihat empat bocah yang telah terbujur kaku. Pekerja bengkel ini pun langsung berteriak dan menghubungi warga lain.
Kabar penemuan jasad empat bocah ini menyebar setelah diumumkan melalui pengeras suara di masjid yang berada tak jauh dari lokasi penemuan Maria, Wihelmus, Aprillius dan Kosmas. Sebagian diantaranya menghubungi pihak kepolisian. Kehebohan warga menjadi, karena sebelumnya orang tua bocah-bocah itu mencari keberadaan anak mereka.
Maria, Kosmas, Wihelmus dan Aprillius sebelumnya dilaporkan hilang usai bermain di halaman rumah di Kampung Durian RT01 RW 06, Seipanas sejak Rabu ( 27/2) sekitar pukul 10.00. Para orang tua bocah-bocah itu bahkan sudah membuat laporan ke Mapolsek Bengkong, kemarin siang. Anton, ayah Maria dan Kosmas, mengatakan, kedua anaknya menghilang setelah sempat terlihat bermain di halaman rumah sejak pukul 08.00. Menurut Anton, dua anaknya itu tidak pernah main jauh dari rumahnya, meski terkadang mereka membantu mengumpulkan barang bekas untuk dijual.
"Anak saya Maria terakhir memakai kaos kuning dan celana pink, ada bekas luka dihidung dan Kosmas terakhir memakai kaos merah dan celana bola kuning, rambutnya lurus panjang pirang," kata Anton yang masih dalam kondisi kebingungan.
Menurut Anton, ia kaget pada saat mendengar kabar kedua anaknya belum pulang hingga sore. Padahal tidak biasanya mereka tidak pulang. "Istri saya mulai khawatir saat ingin memberi makan siang anak-anak. Kenapa jam makan siang anak-anak tak ada di halaman rumahnya," katanya.
Andreas Alo ayah Wihelmus dan Yosep Boli ayah Aprillius mengatakan, anak mereka selalu kompak, bermain bersama, bahkan makan dan mencari barang bekas untuk bersama teman-temannya. "Terakhir Wihelmus memakai kaos biru dan celana biru tanpa alas kaki dan rambut lurus berekor panjang," kata mereka.
Upaya pencarian yang dilakukan tak menemukan hasil, hingga akhirnya mereka menerima kabar adanya penemuan mayat empat bocah dalam sebuah mobil sedan sekitar 300 meter dari tempat tinggal mereka.
Anton dan Yul, orang tua Maria dan Kosmas, dua kakak beradik yang ditemukan tewas di dalam mobil itu terlihat sangat terpukul. Yul bahkan sempat meronta-ronta sambil menangis dan meneriakkan nama dua anaknya itu. "Anakku...," ujarnya seraya meronta.
Tangisan bercampur amarah juga pecah saat Andreas Alo ayah Wihelmus dan Yosep Boli ayah Aprillius mengetahui anaknya bagian dari kabar duka yang disampaikan warga. "Kenapa bisa begini. Kok bisa anak-anak kami seperti," ujarnya.
Warga yang penasaran dengan penemuan jasad empat bocah dalam satu mobil itu berkerumun. Beberapa diantaranya terlihat membantu menenangkan para orang tua yang nampak terpukul dengan penemuan tersebut. Polisi yang datang bahkan terpaksa memasang garis polisi di sepanjang lokasi kejadian untuk membubarkan kerumunan warga sekaligus menjaga agar barang bukti di sekitar TKP utuh.
Namun semakin malam warga semakin banyak, mereka memaksa masuk dan menerobos garis polisi agar melihat korban dari dekat. Kondisi ini sempat menyulitkan pihak kepolisian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) yang mulai dilakukan sekitar pukul 18:00 WIB dan dipimpin langsung Direktur Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Kepri Kombes Pol Fadil.
Mereka mencari barang bukti yang berada di lokasi, sudut demi sudut diabadikan pihak kepolisian mulai dari luar hingga dalam kendaraan. Satu persatu pintu kendaran di cek petugas, semuanya terkunci, kecuali pintu sebelah kanan kendaraan.
Setelah sudut luar kendaran selesai, polisi kemudian membuka kunci pintu, bau menyengat semakin tercium. Warga dan anggota mulai menutup hidung, karena tak kuat menahan bau. Unit identifikasi kemudian mengabadikan posisi korban dari dalam kendaraan. Setelah olah TKP selesai sekitar pukul 21:00 WIB, korban kemudian diangkat satu persatu dari dalam kendaran kedalam bungkusan mayat.
"Allahhuakbar," teriak warga yang memadati TKP ketika jasad dikeluarkan.Korban kemudian dibawa ke dalam kendaraan inafis Polresta Barelang serta mobil Ambulance untuk dibawa ke RSBP, Sekupang. (hgt/cr22/gas)
Jasad Maria Yelson Fenge (6), Kosmas Ferson Farerra (4), Wihelmus Rudi Farera (3) dan Aprillius Ama Maelo (5) bertumpuk dalam posisi telungkup di jok belakang mobil mangkrak itu. Wajah serta tubuh mereka terlihat mulai membengkak dan membusuk. Pakaian yang sebelumnya mereka kenakan, terserak di dalam mobil.
Tubuh kaku keempat bocah tersebut pertama kali ditemukan pekerja bengkel General Automotive. "Awalnya tercium bau tak sedap," kata Yulius, paman salah satu bocah nahas itu.
Setelah dicari sumber bau tersebut, ternyata berasal dari sebuah mobil Subaru yang sudah tiga tahun rusak dan diparkir di depan bengkel itu. Dari balik kaca mobil yang gelap tersebut, pekerja bengkel melihat empat bocah yang telah terbujur kaku. Pekerja bengkel ini pun langsung berteriak dan menghubungi warga lain.
Kabar penemuan jasad empat bocah ini menyebar setelah diumumkan melalui pengeras suara di masjid yang berada tak jauh dari lokasi penemuan Maria, Wihelmus, Aprillius dan Kosmas. Sebagian diantaranya menghubungi pihak kepolisian. Kehebohan warga menjadi, karena sebelumnya orang tua bocah-bocah itu mencari keberadaan anak mereka.
Maria, Kosmas, Wihelmus dan Aprillius sebelumnya dilaporkan hilang usai bermain di halaman rumah di Kampung Durian RT01 RW 06, Seipanas sejak Rabu ( 27/2) sekitar pukul 10.00. Para orang tua bocah-bocah itu bahkan sudah membuat laporan ke Mapolsek Bengkong, kemarin siang. Anton, ayah Maria dan Kosmas, mengatakan, kedua anaknya menghilang setelah sempat terlihat bermain di halaman rumah sejak pukul 08.00. Menurut Anton, dua anaknya itu tidak pernah main jauh dari rumahnya, meski terkadang mereka membantu mengumpulkan barang bekas untuk dijual.
"Anak saya Maria terakhir memakai kaos kuning dan celana pink, ada bekas luka dihidung dan Kosmas terakhir memakai kaos merah dan celana bola kuning, rambutnya lurus panjang pirang," kata Anton yang masih dalam kondisi kebingungan.
Menurut Anton, ia kaget pada saat mendengar kabar kedua anaknya belum pulang hingga sore. Padahal tidak biasanya mereka tidak pulang. "Istri saya mulai khawatir saat ingin memberi makan siang anak-anak. Kenapa jam makan siang anak-anak tak ada di halaman rumahnya," katanya.
Andreas Alo ayah Wihelmus dan Yosep Boli ayah Aprillius mengatakan, anak mereka selalu kompak, bermain bersama, bahkan makan dan mencari barang bekas untuk bersama teman-temannya. "Terakhir Wihelmus memakai kaos biru dan celana biru tanpa alas kaki dan rambut lurus berekor panjang," kata mereka.
Upaya pencarian yang dilakukan tak menemukan hasil, hingga akhirnya mereka menerima kabar adanya penemuan mayat empat bocah dalam sebuah mobil sedan sekitar 300 meter dari tempat tinggal mereka.
Anton dan Yul, orang tua Maria dan Kosmas, dua kakak beradik yang ditemukan tewas di dalam mobil itu terlihat sangat terpukul. Yul bahkan sempat meronta-ronta sambil menangis dan meneriakkan nama dua anaknya itu. "Anakku...," ujarnya seraya meronta.
Tangisan bercampur amarah juga pecah saat Andreas Alo ayah Wihelmus dan Yosep Boli ayah Aprillius mengetahui anaknya bagian dari kabar duka yang disampaikan warga. "Kenapa bisa begini. Kok bisa anak-anak kami seperti," ujarnya.
Warga yang penasaran dengan penemuan jasad empat bocah dalam satu mobil itu berkerumun. Beberapa diantaranya terlihat membantu menenangkan para orang tua yang nampak terpukul dengan penemuan tersebut. Polisi yang datang bahkan terpaksa memasang garis polisi di sepanjang lokasi kejadian untuk membubarkan kerumunan warga sekaligus menjaga agar barang bukti di sekitar TKP utuh.
Namun semakin malam warga semakin banyak, mereka memaksa masuk dan menerobos garis polisi agar melihat korban dari dekat. Kondisi ini sempat menyulitkan pihak kepolisian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) yang mulai dilakukan sekitar pukul 18:00 WIB dan dipimpin langsung Direktur Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Kepri Kombes Pol Fadil.
Mereka mencari barang bukti yang berada di lokasi, sudut demi sudut diabadikan pihak kepolisian mulai dari luar hingga dalam kendaraan. Satu persatu pintu kendaran di cek petugas, semuanya terkunci, kecuali pintu sebelah kanan kendaraan.
Setelah sudut luar kendaran selesai, polisi kemudian membuka kunci pintu, bau menyengat semakin tercium. Warga dan anggota mulai menutup hidung, karena tak kuat menahan bau. Unit identifikasi kemudian mengabadikan posisi korban dari dalam kendaraan. Setelah olah TKP selesai sekitar pukul 21:00 WIB, korban kemudian diangkat satu persatu dari dalam kendaran kedalam bungkusan mayat.
"Allahhuakbar," teriak warga yang memadati TKP ketika jasad dikeluarkan.Korban kemudian dibawa ke dalam kendaraan inafis Polresta Barelang serta mobil Ambulance untuk dibawa ke RSBP, Sekupang. (hgt/cr22/gas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Puluhan Rumah Disapu Puting Beliung
Redaktur : Tim Redaksi