jpnn.com - JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) gencar dikabarkan berencana merombak susunan Kabinet Kerja yang baru dibentuknya enam bulan lalu. Lalu, faktor apa saja yang dipertimbangkan presiden dalam membuat kebijakan tersebut?
Menurut Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda ada empat hal yang pasti dipertimbangkan Jokowi dalam melakukan reshuffle. Pertama, dan terpenting, adalah kinerja masing-masing anggota kabinet.
BACA JUGA: Menpan Minta Daerah Tentukan Kriteria Formasi CPNS agar Tidak Diperdebatkan
"Kalau reshuffle yang tak bisa dihindari, yakni soal kinerja (menteri). Si menteri sudah melakukan apa, lalu apa yang sudah dan belum tercapai," ujar Hanta di Jakarta, Sabtu (9/5).
Yang kedua, lanjutnya, adalah persepsi publik terhadap anggota kabinet. Menurutnya, hal ini penting untuk diperhatikan, mengingat cara pandang publik terhadap pemerintah cenderung lebih sederhana.
BACA JUGA: Asosiasi Pengusaha Ikut Desak Reshuffle
Selain itu, dikatakan Hanta, Jokowi juga pasti mempertimbangkan faktor hubungan personal dengan para menteri. "Kecocokan dengan presiden, siapa yang tidak loyal dengan presiden dan lebih loyal ke pihak diluar presiden, maka presiden bisa saja langsung reshuffle," paparnya.
Faktor yang terakhir adalah pertimbangan kepentingan partai-partai pendukung pemerintah alias Koalisi Indonesia Hebat (KIH). Keinginan mereka sangat penting diperhatikan untuk menjaga stabilitas politik agar tidak menggangu kinerja pemerintahan.
BACA JUGA: Mau Jalan-Jalan Gratis ke Raja Ampat? Menangkan Kompetisi Seru Ini
"Di dalam koalisi itu proses politik yang paling lama. Saat SBY saja sampai mengumpulkan ketum partai. Jadi yang harus dijaga presiden stabilitas politik, karena keseharian berhadapan dengan partai di parlemen," pungkasnya. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PDIP Siapkan Kader untuk Jadi Menteri Keuangan
Redaktur : Tim Redaksi