Salah satu jamaah yang gagal berangkat, Yuniar Syarif saat dihubungi membenarkan, bahwa dirinya menjadi salah satu dari empat jamaah asal Kalsel yang tertahan di Jakarta. Syarif dan istri menceritakan, awalnya mereka mendaftarkan diri menjadi jamaah haji ONH Plus PT Borgo Kelana. Setelah terdaftar dan melunasi biaya masing-masing Rp90 juta, Syarif kemudian dijanjikan berangkat menuju Jeddah pada Sabtu (20/10) melalui Jakarta.
Syarif bersama jamaah lain kemudian diberangkatkan oleh cabang PT Borgo Kelana yang ada di Jalan Sultan Adam Banjarmasin, lewat Syamsudin Noor menuju ke Jakarta pada 17 Oktober. Menunggu waktu keberangkatan, mereka diinapkan di hotel Nusa Indah di Tangerang, Banten.
“Tetapi sampai 20 Oktober kami menunggu ternyata belum juga diberangkatkan. Dari 96 orang yang terdaftar, hanya 19 orang yang berangkat,” ungkap Syarif.
Syarif mengaku tidak banyak tahun, mengapa dirinya dan beberapa jemaah lain gagal diberangkatkan. Namun berdasarkan informasi yang ia peroleh, visa belum juga dikeluarkan oleh pihak Kedutaan Arab Saudi di Jakarta.
Karena tak kunjung mendapat kepastian, Syarif dan istri yang tinggal di Komplek Persada Jalan A Yani Km 6 Banjarmasin memutuskan untuk pulang. Sementara sisa jamaah lainnya yang belum berangkat memutuskan untuk menunggu diberangkatkan dengan alasan ada jaminan dari PT Borgo Kelana untuk tetap memberangkatkan ke Arab Saudi.
“Kami bersama istri memutuskan pulang karena merasa tidak mendapat kepastian,” ucapnya.
Syarif khawatir, jika ia tetap ngotot berangkat justru akan mendapatkan kekecewaan. Pasalnya, hari pemberangkatan terakhir sudah lewat, yakni 20 Oktober. Sementara hari menjelang ibadah Wukuf di Arafah juga sudah semakin dekat. Artinya, lanjut Syarif, kemungkinan berangkat sangat kecil.
Selain Syarif dan istri, ada dua orang jamaah lainnya yang juga memutuskan untuk pulang ke Banjarmasin. Mereka adalah Kusasi dan Jaimah. Keduanya juga pasangan suami istri. Menurut Syarif, dua rekannya yang tinggal di Kelayan Banjarmasin Selatan, juga memutuskan pulang karena khawatir terkatung-katung di Jakarta.
Diterangkan Syarif, meski tidak mendapat kepastian berangkat, Syarif jamaah lainnya tetap mendapatkan perhatian dari pihak travel. Mereka disediakan hotel dan makan gratis selama menunggu diberangkatkan.
Karena memutuskan pulang, empat jamaah tersebut termasuk Syarif mendapatkan pengembalian uang 100 persen sebanyak Rp180 juta. Syarif dan istri sudah mendapat uangnya kembali melalui rekening. Sedangkan Jaimah dan Kusasi, karena tidak ada rekening, akan dibayar tunai melalui kantor travel di Banjarmasin.
“Saya mendapat informasi kalau Direktur Utama PT Borgo Kelana H Abu Bakar Borgo sanggup mengembalikan uang keduanya di kantor cabang Banjarmasin secara cash sebelum 21 November,” terang Syarif.
Keempat jamaah yang gagal berangkat tersebut, dipulangkan tadi malam ke Banjarmasin. “Semua biaya pemulangan ditanggung pihak travel,” ujarnya. (tas/yn/bin)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mahasiswa Kecam Kekerasan Terhadap Wartawan
Redaktur : Tim Redaksi