Empat Pertimbangan Utama Memilih Lensa Kacamata yang Baik

Sabtu, 09 Desember 2017 – 06:59 WIB
Ilustrasi Zeiss Vision Center di Tunjungan Plaza 6. FOTO JPNN

jpnn.com, SURABAYA - Perusahaan internasional dalam dunia optikal dan ofthalmik, Zeiss telah sepakat bekerja sama secara ekslusif dengan Optik Tunggal untuk meresmikan gerai baru Zeiss Vision Center di Tunjungan Plaza 6, Surabaya. Itu adalah gerai ketiga setelah Plaza Indonesia dan Senayan City Jakarta. 

Tedd Ho, Commercial Head-Indonesia & Asia Distributor ‎Carl Zeiss Vision, mengatakan Zeiss mengembangkan dan mendistribusikan optik litografi, teknologi pengukuran, mikroskop, teknologi medis, lensa kacamata, kamera dan lensa cine, teropong dan teknologi planetarium. Dari awal berdiri pada 1846, Zeiss selalu fokus mengembangkan produk berkualitas.

BACA JUGA: Ingin Miliki Perut Rata? Hindari 7 Makanan Ini  

“Nama-nama besar seperti Sony, Nokia, Rollei, dan Hasselblad merupakan perusahaan yang menggunakan teknologi Zeiss untuk kebutuhan optiknya,” ujar Tedd saat Talkshow & Demo Feel the New Experience of Innovative Solutions from ZEISS Vision Center di Plaza Tunjungan.

Menurut Tedd, ada empat hal yang harus menjadi pertimbangan utama dalam memilih lensa. Pertama, clarity. Kualitas bahan lensa yang digunakan akan menghasilkan lensa dengan kejernihan yang tinggi. “Ini akan membuat penglihatan yang optimal dengan lensa yang jernih pada semua area lapang pandang yang menyesuaikan fisiologi mata,”  katanya.

BACA JUGA: Bagaimana PMS Memengaruhi Tubuh Sesuai Usia Anda

Kedua, Opthalmic Base Curve. Presisi pada lensa dibuat sebaik mungkin sehingga membuat penglihatan yang tajam dan nyaman sampai ke tepi lensa. “Sekalipun pada lensa dengan ukuran prisma yang tinggi, tajam penglihatan akan tetap nyaman di seluruh bagian lensa,” ujarnya.

Hal ketiga, tambah Tedd, adalah Antistatic Property  yakni memiliki multicoating yang mumpuni. Lapisan antistatic berada di bagian tengah sehingga membuat lensa ini lebih terjaga dalam perawatannya. “Keempat  berupa marking, demi menjaga originalitas lensa,” ujar dia.

BACA JUGA: Fakta tentang mimpi yang perlu Anda ketahui  

Untuk kebutuhan lensa sendiri kini semakin berkembang. Salah satu yang jadi pilihan adalah lensa digital. Itu tidak lepas dari ketergantungan seseorang pada gawai. Kondisi ini menyebabkan mata terus berupaya mendapatkan fokus penglihatan dekat yang jelas dan juga sering kali berpindah fokus penglihatan dari jarak jauh ke dekat secara terus menerus. 

“Sekitar 9 dari 10 orang mengalami Digital Eye Strain seperti mata akan terasa tegang dan lelah, penglihatan kabur, serta postur tubuh yang tidak nyaman setelah menggunakan perangkat digital selama tiga jam lebih setiap hari. Kehadiran lensa digital akan mendukung multitasking digital lifestyle dan penggunakan alat digital secara terus menerus. Lensa yang bisa digunakan dari pagi hingga malam ini membatu mata untuk fokus lebih mudah,” tutur Tedd.

Kondisi ini tidak hanya dialami oleh presbyopa (usia > 40 tahun) tetapi juga pada usia sebelum itu (antara 30-40 tahun). “Digital lens adalah solusi untuk range usia tersebut yang mengeluh mata lelah saat banyak beraktivitas di depan perangkat digitalnya. Digital lens juga dilengkapi lapisan perlindungan bagi mata dari bahaya sinar biru,” kata Tedd.

Tak hanya itu, dengan lifestyle yang tidak baik, kini juga semakin banyak anak kecil dengan usia di bawah 14 tahun yang sudah mengalami kondisi mata tidak prima. ”Karena itu kami juga menghadirkan optik yang mengkhususkan diri untuk menangani permasalahan mata anak,” kata Alexander F. Kurniawan Chairman PT Optik Tunggal Sempurna. (JPNN/pda)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menyusui Bayi Mengurangi Risiko Eksim Saat Remaja?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
kacamata  

Terpopuler