Empat Polisi Ditahan Satu Sel

Sabtu, 01 Juni 2013 – 11:54 WIB
NONGSA - Empat anggota polisi Polda Kepri yang turut serta dalam sindikat pemerasan dan penganiayaan terhadapa dua warga Malaysia, sejak Kamis malam kemarin sudah dijebloskan ke sel khusus di ruang tahanan Mapolda Kepri. Mereka dijadikan satu sel dengan pengawalan ketat aparat.

Keempat polisi itu di antaranya Brigadir David Rifai, Brigadir Julia Hendra, Bripda Raja Inal Akbar Siregar, Briptu Rizki. Sedangkan Juniarti binti Parbek, 39, Sunaryo bin Samin, 42, Desi, 30, di sel tahanan berbeda yang biasa untuk sipil.

"Sudah dititipkan. Tapi saya belum terima surat perintah penahanan terhadap empat anggota maupun tiga sipil. Kemungkinan hari ini akan diserahkan secara administrasinya," ujar Direktur Tahanan dan Barang-Bukti Polda Kepri, AKBP Budhy Wibowo, Jumat (31/5).

Bahkan kata Budhy, bersamaan ditahannya para pelaku, istri dari keempat anggota polisi yang terlibat dalam aksi pemerasan dan penganiayaan tersebut mendatangi Mapolda Kepri untuk membesuk sang suami.

"Istrinya ada datang tapi kami belum beri izin besuk. Ada juga yang titip makanan dan pakaian, tapi kita periksa dan anggota yang mengantarkan kepada mereka. Jadi mereka belum bisa ketemu," kata Budhy di ruang kerjanya.

"Ya karena baru dalam proses pemeriksaan, mungkin minggu depan baru bisa besuk. Tidak ada yang diistimewakan, waktu besuk sama dengan tahanan sipil yakni setiap Selasa dan Jumat," tambahnya.

Disinggung upaya apa yang dilakukan mengingat pelaku merupakan orang terlatih" Pihaknya tak mau kecolongan lagi seperti kasus Imam, mantan polisi yang kabur.

"Keempatnya akan kita taruh di sel khusus secara bersamaan. Untuk penjagaan tetap akan diawasi secara ketat. Terlebih tim penjaga sel tahanan Polda Kepri sudah pernah kebobolan atas kaburnya Briptu Iman beberapa waktu lalu, karena anggota kena rayuan, apalagi yang jaga sekarang adik-adik angkatan pelaku," tuturnya.

*Masih Diperiksa Intensif

Sampai Jumat (31/5) petang, Ditreskrimum Polda Kepri masih memeriksa secara maraton keterlibatan anggota dan tiga warga sipil yang merampok dua WN Malaysia. Namun, pihak polisi melalui Direktur Reserse Kriminal Umum Kombes M Fadil masih belum mau buka suara terkait peran dari masing-masing tersangka.

"Ekpose apa ya" Saya lagi di Jakarta. Coba hubungi pak Hartono (Kabid Humas, red)" kata Fadil. Terkesan Fadil ingkar janji, pasalnya Kamis kemarin saat dikonfirmasi wartawan dia berjanji akan mengekspose kasus itu.

Namun uniknya lagi, saat ditanya kebenaran ada anggotanya bernama Johnson yang jadi salah tangkap saat penggerebekan sindikat pemeras WN Malaysia itu, Fadil lagi-lagi berkilah.

"Saya cek dulu ya," kata Fadil.

Padahal dari informasi Batam Pos di internal Polda Kepri, wajah Johnson babak belur dihajar anggota Buser Polresta Barelang. Bahkan Johnson sempat mengadu pada Fadil mengenai salah sasaran tersebut.

Informasi yang didapat kepergiaan Direskrimum Polda Kepri ke Jakarta itu untuk melakukan sertijab Kapolres Jakarta Barat. Pasalnya dari Surat Telegram Kapolri Nomor : Kep/376/V/2013 Tanggal 30 Mei 2013 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dalam Jabatan di Lingkungan Polri, Fadil diangkat jadi Kapolres Jakarta Barat.

Posisi dia selanjutnya ditempati Kombes Cahyono Wibowo yang sebelumnya menjabat sebagai Kasubdit III Dittipidum Bareskrim Polri.

Kabid Humas Polda Kepri, AKBP Hartono saat dikonfirmasi wartawan menyebutkan bahwa dari hasil pemeriksaan sementara diketahui bahwa keempat anggota beserta tiga rekannya hanya melakukan pemerasan terhadap dua WNA tersebut.

"Saya tegaskan bukan perampokan ya, tapi lebih kepada unsur pemerasan, atau 368 (pasal 368 KUHP). Tapi tidak menutup kemungkinan dari hasil pemeriksaan dan penyidikan selanjutnya akan mengarah pada perampokan," katanya.

Hal tersebut lanjut Mantan Kapolres Lingga ini bisa saja terjadi. Namun begitu harus ditelusuri lebih dahulu. "Tidak menutup kemungkinan dari hasil pengembangan pemeriksaan akan mengarah pada perampokan," sebutnya.

Saat disinggung terkait penggunaan senjata jenis SS1 V2 milik Brigadir David Rifai pada saat aksi perampokan berlangsung" Hal tersebut tentu saja beralasan. Anggota yang membawa senjata tersebut sebutnya tidak sekedar membawa senjata, tapi ada dasar dan alasannya.

"Ya inilah nanti akan kita telusuri, kenapa bisa senjata ini digunakan dalam aksi tersebut. Dan senjata SS1 V2 yang dimiliki oleh Brigadir David Rifai sudah kita amankan beserta barang bukti lainnya di Polda," pungkasnya. (thr)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ditembak di Kepala, Adik John Kei Meninggal Dunia

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler