CIGOMBONG – Lagi-lagi residen (pasien) Unit Pelaksana Teknis Terapi dan Rehabilitasi (UPT-T&R) Badan Narkotika Nasional (BNN) Lido melarikan diri. Tak tanggung-tanggung, dalam kurun waktu 20 hari, ada empat penghuni yang menghilang.
Setelah Yudi Surya (38), residen yang tewas mengambang di Danau Lido, Rabu (1/2) karena berusaha kabur dari tempat rehabilitasi narkoba terbesar di Asia Tenggara itu, pada Minggu (11/3) M Arif, waga Ujung Pandang melarikan diri. Disusul oleh Cornelius (37), Agus Bintarto (32) dan Iman Saleh (27) yang kabur bersamaan pada Kamis (29/3).
Seperti biasa, ketika kaburnya para residen terendus awak media, pihak UPT T&R BNN Lido terkesan bungkam alias enggan dikonfirmasi wartawan. Para awak media yang hendak meminta keterangan Kepala UPT T&R BNN Lido, harus tertahan lama di pos sekuriti yang terlihat sangat ketat itu.
Setelah melalui perdebatan alot dengan petugas keamanan, akhirnya awak media dipersilahkan masuk menemui Kepala UPT. Namun, saat hendak memasuki gedung utama, semua peralatan penunjang pekerjaan jurnalis (kamera XLR, handycamp dan handphone) dilucuti petugas. Setelah dilucuti, datanglah Kepala UPT-T&R BNN Lido, Yunis Farida."Kami telah melaporkan kaburnya para residen ke Polsek Cigombong," ketus Yunis
Ia berdalih, kaburnya para residen merupakan tanggung jawab keluarga, sesuai kesepakatan BNN dan pihak keluarga residen. Karena yang melarikan diri merupakan pasien tahap re-entry atau menjelang bebas. Ketika para wartawan, khususnya media elektronik, meminta peralatan mereka dikembalikan untuk merekam semua pernyataannya, Yunis pun langsung berang seraya berkata, "Saya tidak ada urusan dengan wartawan terkait kaburnya para residen," tegasnya.
Mendengar perkataan dari orang nomor satu di UPT-T&R Lido itu, para wartawan pun kecewa dan pergi meninggalkan Yunis. "Silakan laporkan saja ke BNN Pusat sekalian ke Presiden, saya tidak takut," tandasnya.(cr1)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kamar Sederhana, Bonaran Situmeang Minta TV
Redaktur : Tim Redaksi