jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Emrus Sihombing menyarankan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengurai kritikan politikus PDI Perjuangan Adian Napitupulu, bahwa jabatan direksi dan komisaris di semua perusahaan BUMN merupakan titipan.
Paling tidak, dengan menjabarkan pada publik seperti apa sebenarnya pola rekrutmen yang dilakukan selama ini.
BACA JUGA: Adian Bantah Pernyataan Erick Thohir yang Menyebut di AS Tak Ada Lagi BUMN
Direktur Eksekutif EmrusCorner ini khawatir, jika Kementerian BUMN tidak mengambil langkah yang tepat, berpotensi mengukuhkan persepsi publik pengelolaan BUMN di bawah kepemimpinan Menteri Erick Thohir, kurang produktif.
"Menjawabnya sederhana. Sajikan fakta, data dan bukti yang valid yang disertai bangunan argumentasi induktif dan deduktif, tentu harus disampaikan secara asertif pula," ujar Emrus di Jakarta, Sabtu (25/7).
Dosen di Universitas Pelita Harapan ini kemudian menyoroti pernyataan Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga malah menyebut Adian tak mengerti budaya korporasi.
"Seharusnya kan menjawab dengan memaparkan fakta, data dan bukti. Bukan malah merendahkan orang di ruang publik. Sangat tidak sesuai dengan aksiologi komunikasi," ucapnya.
BACA JUGA: Sebelum Meninggal, Editor Metro TV Yodi Prabowo Ternyata Sempat Tes HIV di RS
Menurut Emrus, ruang publik harus dirawat sebagai wadah komunikasi beradab sebagai suatu dialektika untuk menemukan solusi, sekalipun berbeda pandangan.
"Terkait bantahan Arya kepada Adian tentang budaya korporasi. Menurut saya, yang disampaikan Adian, membangun budaya korporasi yang transparan, apalagi itu BUMN yang pemegang sahamnya adalah seluruh rakyat Indoensia, termasuk di dalamnya Arya dan Adian, tentu melalui tangan pemerintah," ucapnya.
Emrus lebih lanjut mengatakan, rekrutmen komisaris dan direksi perusahaan pelat merah mutlak harus dilakukan terang benderang, sebagaimana tampaknya yang diinginkan Adian.
Tidak boleh dilakukan di teritorial privat oleh para elitis, yang memungkinkan transaksional.
"Arya sebagaimana pemberitaan juga memberikan argumentasi, tidak ada perusahaan membuka lowongan pekerjaan untuk direksi dan komisaris yang diumumkan secara terbuka. Terkait dengan pernyataan Arya ini, menimbulkan pertanyaan kritis, apa benar demikian," katanya.
Emrus mengingatkan, saat ini sangat gampang mencari tahu apakah pernyataan Arya benar atau tidak lewat media internet.
"Jadi, argumentasi Arya belum kuat dan tampaknya cenderung membela, sehingga kurang tepat. Jika menteri BUMN memiliki good leadership dan kredibilitas kukuh, pasti lebih berani dan independen melakukan eksekusi extraordinary, merekrut komisaris dan direksi secara profesional dan terbuka," ucapnya.
Emrus kemudian menyarankan, menteri BUMN sebaiknya berguru kepada Presiden Joko Widodo, sebagai teladan pemimpin extraordinary.
Ia menilai, jika ingin semua BUMN lebih cepat maju, maka harus dikelola secara profesional pada semua hal. Tidak hanya menjaring karyawan, tetapi juga berlaku untuk semua komisaris dan direksi BUMN.
Jadi, tidak boleh ada perlakuan khusus dalam rangka penjaringan komisaris dan direksi, sementara karyawan dilakukan secara profesional, transparan dan independen.
"Ingat, karyawan BUMN, komisaris dan direksi BUMN sama-sama WNI, yang harus mendapat perlakukan yang adil, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," katanya.
Emrus juga menyoroti pernyataan Arya yang mengakui mungkin ada satu dua direksi dan komisaris direkrut secara terbuka, namun sangat jarang sekali.
Menurutnya, pengakuan tersebut malah menunjukkan hati kecil Arya lebih condong pada penentuan komisaris dan direksi tidak melalui titipan. Pengakuan Arya juga sekaligus membuyarkan semua argumentasinya sendiri.
Jika memang ada satu dua, sebagaimana dikatakan oleh Arya, bahwa rekrutmen dilakukan secara terbuka, kenapa bukan itu yang diterapkan di semua BUMN. Sehingga tidak ada lagi titipan sebagaimana disampaikan Adian.
"Ingat, teladan kebaikan, kebenaran, profesionalitas dan integritas tidak selalu dari umumnya yang terjadi di BUMN. Bisa dari satu BUMN atau BUMD yang selama ini dipimpin orang berintegritas kukuh," kata Emrus.
Secara khusus Emrus mengakui, Adian dan Arya merupakan sahabatnya.
Sebagai sahabat, Emrus menyarankan keduanya bersama Menteri BUMN Erick Thohir melakukan pertemuan, agar persoalan titipan ini dapat diselesaikan.
BACA JUGA: Pembunuhan Sadis Itu Ternyata Didalangi Abang Tiri, Pelaku Dibayar Sebegini, Ini Motifnya
"Tentu hasil pertemuan disampaikan kepada publik, bahwa rekrutmen komisaris dan direksi dengan pola titipan sebaiknya ditiadakan," pungkas Emrus.(gir/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Ken Girsang