BACA JUGA: Penyerbuan Al-Aqsa Dikecam
Salah satu penyebabnya diduga adalah kenaikan tarif yang sekaligus mendorong berkurangnya pemasukan iklan.Dalam data yang diambil dari Biro Audit Sirkulasi (Suratkabar) AS itu, sebagaimana diberitakan AP, Senin (26/10) sore waktu setempat atau Selasa (27/10) pagi WIB, penurunan tersebut tercatat dialami oleh 379 suratkabar AS (yang terdata)
Angka tersebut memang tercatat lebih dari dua kali lipat parahnya ketimbang penurunan pada April-September 2008 yang mencatatkan kemunduran 4,6 persen
BACA JUGA: Oposisi Italia Dicoreng Video Seks
Angka penurunan kali ini, juga disebutkan masih lebih parah daripada penurunan sirkulasi sebesar 7,1 persen pada periode Oktober 2008 sampai Maret 2009.Penurunan ini bahkan dinyatakan sebagai yang terparah sepanjang kemunduran teratur pemasaran suratkabar AS dalam dasawarsa terakhir
BACA JUGA: SBY Bawa Rombongan ke KTT ASEAN
Lantaran itu pula, banyak suratkabar disebutkan telah coba mengatasi masalahnya dengan mengurangi pengiriman ke daerah-daerah terpencil, serta menaikkan harga demi mendongkrak hasil penjualan mereka.Dalam catatan yang lebih detail, sebagaimana data awal Oktober lalu, The Wall Street Journal disebutkan telah mengambil alih kedudukan USA Today sebagai koran dengan angka penjualan tertinggi di ASThe Journal - sebutan singkat suratkabar itu - memiliki angka sirkulasi rata-rata terbitan Senin hingga Jumat mencapai 2,02 juta eksemplarIni berarti ada kenaikan sekitar 0,6 persen dari penjualan mereka sebelumnya, sekaligus mencatatkan koran tersebut sebagai satu-satunya di kelompok 25 besar koran AS yang mengalami kenaikan angka penjualan.
Sementara "mantan" pemuncak angka penjualan suratkabar sebelumnya, USA Today, justru disebutkan mengalami penurunan terparah dalam sejarah eksistensinya selama 27 tahunPenjualan mereka menurun hingga 17 persen, dengan angka terakhir tercatat sekitar 1,9 juta eksemplarPihak Gannett Co., perusahaan penerbit suratkabar tersebut, meyakini berkurangnya jumlah orang yang bepergian sebagai salah satu penyebab utama menurunnya penjualan mereka, lantaran titik distribusi terbesar mereka adalah hotel-hotel dan bandara.
Sementara itu, The New York Times disebutkan masih tetap berada pada posisi ketiga, dengan angka penjualan rata-rata sebanyak 927.851 eksemplarItu pun sudah tercatat turun sekitar 7,3 persen dibanding angka penjulan di periode yang sama tahun laluMeski begitu, edisi Minggu-nya masih menempati posisi teratas di AS dalam penjualan, dengan angka 1,4 juta eksemplar - meski tercatat juga menurun sekitar 2,6 persen dibanding posisi tahun lalu(ito/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wajah Jacko Karya Warhol Ditaksir USD 500 ribu
Redaktur : Tim Redaksi