JAKARTA - Jebolnya kuota BBM bersubsidi membuat Pertamina mengalkulasi ulang konsumsi sepanjang 2011 lalu. Hasilnya, muncul enam provinsi yang paling boros mengkonsumsi BBM bersubsidi. VP Komunikasi PT Pertamina (Persero) Mochamad Harun mengatakan, ada enam provinsi dengan kelebihan kuota paling besar di antara provinsi-provinsi lain.
"Yakni Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Sumatera Utara, dan Banten," ujarnya, Rabu (4/1). Menurut Harun, setiap provinsi sudah mendapat jatah atau kuota BBM subsidi berdasar jumlah kendaraan bermotor yang ada di daerah tersebut. Kuota tersebut juga sudah ditetapkan dengan asumsi adanya pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor.
Namun, pada kenyataannya konsumsi BBM subsidi di enam provinsi tersebut melampaui kuota dalam jumlah besar. "Misalnya, Provinsi Banten kelebihan kuota 7,2 persen, DKI Jakarta 6,5 persen, Jawa Barat 5,2 persen, Jawa Tengah 4,2 persen, Jawa Timur 3,8 persen, dan Sumatera Utara 3,3 persen," sebutnya.
Secara nasional, sambung Harun, berdasar kalkulasi Pertamina yang belum diverifikasi Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), realisasi konsumsi BBM subsisi sepanjang 2011 tembus 41,69 juta kiloliter (kl). "Artinya, 103,3 persen dari kuota APBN-P 2011 yang ditetapkan pada level 40,36 juta kl," katanya.
Data per 2 Januari 2012 menunjukkan, realisasi konsumsi BBM bersubsidi terdiri atas 25,49 juta kl premium; 14,49 juta kl solar; dan 1,69 juta kl minyak tanah. Konsumsi BBM jenis premium dan solar melampaui kuota, sedangkan minyak tanah di bawah kuota. Sebagai gambaran, kuota dalam APBN-P 2011 terdiri atas premium 24,51 juta kl, solar 14,06 juta kl, dan minyak tanah 1,80 juta kl.
Menurut Harun, total realisasi konsumsi BBM subsidi tersebut masih di bawah estimasi yang diperkirakan 41,91 juta kl. "Jadi, meski melampaui kuota, tapi masih on track," ujarnya. (owi/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 2012, Optimis Pertumbuhan Ekonomi Sulut 8,5 Persen
Redaktur : Tim Redaksi